Khilafah bukan dari Rasulullah, tapi lahir dari rahim Politik
Gaung Suara Khilafah yang di dengungkan oleh HT (Hizbut-Tahrir) akhir-akhir ini semakin menjadikan Kita miris, bendera-baliho yang bertulisakan penolakan terhadap Pancasila dan maraknya event HTI dan muktamarnya dalam rangka menuntut pembubaran Negara Kesatuan Republik Indonesia dan beralih menjadi bagian dari Wilayah pemerintahan Khilafah oleh mereka semakin di sambut baik oleh masyarakat yg minus pengetahuan dan tidak cerdas dalam menerima informasi serta memahami situasi.
Konsep pemerintahan Khilafah yang mereka sebut sebagai satu-satunya sistem pemerintahan wahyu (islam) ternyata sama sekali tidak pernah di singgung atau di anjurkan oleh alquran dan al-hadits. Hal ini kita bisa buktikan sendiri tak satupun ayat atau hadits yang memerintahkan terhadap pemeluk islam untuk memberlakukan pemerintahan Khilafah.
Lalu, darimanakah dasar HT (Hizbut-Tahrir) meyakini bahwa Khilafah adalah satu-satunya konsep pemerintahan Wahyu (islam) yg wajib di berlakukan oleh umat islam?.
Untuk memahami Tentang Khilafah, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu asal munculnya pemerintahan tersebut.
Pemerintahan Khilafah muncul hasil keterpaksaan dari memanasnya suhu politik pasca Mangkatnya Kanjeng Nabi Muhammad saww, menghadap keharibaan Kekasihnya.
Kewafatan Kanjeng Nabi Saww, menjadikan suasana tanah Hijaz (Makkah-Madinah) gaduh, masing-masing dari para pemuka Quraisy dan Anshar saling merasa paling berhak mengganti posisi Rasul saww (khalifah), Muhajirin Vs Anshar yang mengadakan perundingan meja bundar di saqifah Bani Sa'idah hampir berakhir ricuh, kemudian Sayidina Abu Bakar bersama Sayidina Umar ra menengahi dan singkat cerita perundingan( ijtima') di saqifah Bani Sa'idah menghasilkan konsensus berupa pembaiatan pertama Abu Bakar ra sah menjadi Khalifah(pengganti) Rasul Saww.
Kemudian pembaitan kedua atas Abu Bakar ra di lakukan di mesjid sebagai pembaitan Umum.
Rupanya, hasil Konsensus di Saqifah dengan di Baiatnya Abu Bakar ra sebagai Pengganti Rasul Saww, menjadikan sebagian kaum muslim di dalam Tanah Hijaz maupun di wilayah lain tidak setuju, akhirnya banyak suku yang membangkang, ada yang murtad, ada juga yang menolak zakat, bahkan ada yang mengaku sebagai Nabi.
Suku(qabilah) yang menolak zakat di prakarsai oleh Abs dan Zubyan.
Wilayah-wilayah yang kembali murtad adalah, Bahrain, Amman, Nujair, dan wilayah-wilayah kecil lainnya. Dan diantara nabi palsu ketika itu adalah Tuliahah yang mengaku mendapat Wahyu dari Allah Swt, diantara wahyu yang diterimanya adalah :
والحمام والیمام، والصرد والصوام، قد صمن قبلکم باعوام، لیتلغنا ملکنا العراق والشام
Demi burung dara dan burung tekukur, demi burung pemangsa yang kelaparan, yang sudah diburu beberapa tahun sebelummu, raja kita pasti dapat mengalahkan Irak dan Syam / Syuriah
( kok isi wahyunya persis sama dengan target ISIS ya...)
Alasan Kemurtadan, penolakan membayar zakat dan pengakuan sebagai nabi, yang dilakukan mereka adalah sebagai bentuk penolakan dan pembangkangan terhadap ke Khalifahan Abu Bakar ra, mereka menginginkan pimilihan ke khalifahan dilakukan dengan cara pemilihan umum ( انتخاب العام ), bukan dengan cara perundingan para pemuka.
Genap pada umur 63 th, Abu Bakar ra mengalami sakit keras, para sahabat berkumpul dan Abu Bakar bertanya kepada mereka ; " Apakah kalian akan menerima orang yang akan saya calonkan sebagai pengganti saya?. Saya bersumpah bahwa, saya melakukan yg terbaik dalam hal ini, dan saya memilih umar Ibnul Khattab sebagai pengganti saya." Para sahabat menjawab : " Kami mendengarnya dan kami akan menta'atinya ". Akhirnya Abu Bakar ra meninggal, masa kemipinannya cukup singkat hanya berlangsung dua tahun tiga bulan.
Kemudian Umar ra mengganti posisi Abu Bakar ra sebagai khalifah kedua dengan penunjukkan oleh Abu Bakar. Dimasa kemimpinan Umar ra, banyak sekali amir-amir ( gubernur) yang mendadak kaya raya, akhirnya Umar ra meresufle sebagian dari mereka, dan Abu Hurairah ra adalah salah satu orang yang di angkat menjadi gubernur Bahrain, dan ternyata, belum lama Abu Hurairah ra menjabat sebagai Gubernur Bahrain, tiba-tiba kekayaan Abu Hurairah meningkat pesat, hingga membuat Umar ra Geram, akhirnya Abu Hurairah di panggil menghadap Umar ra, dan Umarpun Mengambil semua kekayaan Abu Hurairah lalu di masukkan ke Baitul Maal.
Di penghujung sakitnya Sayidina Umar ra, imbas terkena belati (Peroz) Abu Lu'luah, Umar membentuk team Formatur / Team Ahwa (Ahlul Halli wal-'aqdi) yang terdiri atas enam orang sahabat terkemuka untuk membentuk penggantinya sebagai khalifah diantara anggota team.
Enam sahabat yang yang menjadi anggota formatur (team Ahwa) adalah, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin 'Auf dan Sa'ad bin Abi Waqash. Untuk menghindari deadlock dalam pemilihan, Umar ra mengangkat putranya, Abdullah bin Umar, sebagai anggota formatur dengan disertai hak pilih tanpa berhak untuk dipilih. Pada saat pemilihan, Thalhah sedang tidak berada di Madinah dan baru kembali ke Madinah setelah proses pemilihan selesai. Dewan Formatur akhirnya berhasil mengangkat Utsman bin Affan sebagai Pengganti Khalifah Umar ra. ( inilah Sistem Ahwa yang di ambil oleh NU untuk mencetuskan ketua Dewan Syura).
Ke-Khalifahan pada era Sayidina Utsman lebih perah lagi di banding dua khalifah sebelumnya, pasalnya, Utsman ra terkesan Nepotisme, diantara sikap Utsman ra yang lebih cenderung memilih keluarganya untuk menduduki kursi-kursi basah adalah :
1).Perluasan wilayah kekuasaan.
Mu'awiyah- yg pada era Umar ra - di angkat menjadi wali Damaskus, wilayah kekuasaan Muawiyah di perluas pada era Utsman ra menjadi 5 wilayah : Damaskus, Himsh, Palestina, Yordania dan Libanon.
2). Promosi jabatan kepada keluarga. Marwan bin hakam ( Saudra sepupuh Utsman ra) diangkat menjadi skretaris Jenderal Negara yang menyebabkan negara di kendalikan oleh satu keluarga.
3). Pemecatan wali atau amir (Gubernur) yg berprestasi di ganti dengan keluarga dan kerabat dekatnya.
Tindakan khalifah Utsman yang menyebabkan terkumpulnya seluruh kekuasaannya di tangan keluarganya menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, terlebih dari mereka yang dipecat jabatannya tanpa alasan yang jelas. Disamping itu, tindakan bawahan khalifah Utsman dinilai oleh Masyarakat telah banyak menyimpang dari ajaran islam. Walid bin Uqbah pernah shalat subuh 4 rakaat disebabkan dalam kedaan mabuk.
Sayidina Utsman ra tdk dapat mengatasi ambisi keluarga hingga pelanggaran tidak dpt diatasi.
Tanah fadak yang pernah disengketan oleh Sayidah Fatimah ra dengan khalifah Abu Bakar ra, dimasukkan menjadi milik pribadi oleh marwan bin Hakam.
Reaksi masyarakat terhadap khalifah Utsman berupa protes atas prilaku pejabat pemerintah di daerah; dan akhirnya protes terbesar datang dari Mesir yang menuntut pemecatan Abdullah bin Abi Syarh sebagai wali Mesir, setelah di nasihati Thalhah dan Aisyah serta desakan Ali bin Abi Thalib ra, akhirnya Utsman memecat Abdillah bin Abi Syarh.
Setelah tuntutan protesnya di penuhi oleh Utsman ra, penduduk Mesir yang berjumlah 700 beserta Muhammad bin Abi Bakar(putra Khalifah pertama), kembali ke Mesir, ditengah perjalanan mereka mendapati seorang budak yg mencurigakan yang ternyata membawa surat rahasia berstempel khalifah. Surat tersebut ditujukan kepada Abdullah bin Abi Syarh yg berisi perintah agar memenggal kepala Muhammad bin Abi Bakar sesampainya di Mesir.
Muhammad bin Abi Bakar beserta romongan akhirnya kembali ke Madinah untuk melakukan konfirmasi kepada Khalifah tentang surat yang dibawa oleh Budak. Berdasarkan penelitian terhadap tulisan tangan surat yang di bawa budak, diduga kuat bahwa surat tersebut berasal dari Marwan bin Hakam. Muhammad bin Abi Bakar meminta kepada khalifah Utsman agar Marwan diserahkan kepada mereka, akan tetapi Utsman menolak permintaan tersebut, karena khawatir marwan akan dibunuh. Situasi menjadi tegang dan tidak terkendali dan pengawalan terhadap khalifah menjadi tak berdaya, karena banyaknya penduduk Mesir yg melakukan protes. Akhirnya, Utsman bin Affan ra wafat terbunuh pada tanggal 18 Dzulhijjah 35 H. dalam usia 82 th, dan pembunuhannya tidak diketahui secara pasti.
Setelah kewafatan Utsman ra, Ali ra di baiat menjadi khalifah ke 4, awalnya Ali ra menolak pengangkatan tersebut, akan tetapi karena kursi kekhalifahan kosong, akhirnya Ali ra rela di Baiat menjadi Khalifah.
Pada era kekahlifahan Ali ra, tidak kalah memanasnya dengan Suhu politik pada masa 3 khalifah sebelumnya, dari muali perang Jamal (Kubu Ali ra vs Aisyah ra), perang Shiffin ( Kubu Ali ra Vs Mu'awiyah ) sampai pada pembunuhan Ali ra oleh Golongan khawarij ( Abdurrahman bin Muljam). Suhu politik yang luar memanas dari para pemuka Quraisy di era ke khalifahan Ali ra mampu menyayat hati kaum muslim.
Dari paparan singkat diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa, selain tidak ada anjuran Nash (baik alquran maupun Hadits) yang mengharuskan utk memberlakukan Khilafah sebagai sistem pemerintahan, juga Khilafah lahir dari rahim politik pasca Mangkatnya kanjeng Nabi Saww(sama sekali bukan lahir dari wahyu).
Jadi yang terpenting itu bukan harus memakai khilafah sebagai sistem pemerintahannya, melainkan sistem yang dimana umat islam bisa hidup sentausa dan bisa tenang menjalankan agamanya. Konsep pemerintahannya ya terserah mau menggunakan konsep apa.
Makanya imam Al-Syafi'i pernah berkata :
لاسیاسه الا ماوافق الشرع
Tidak ada politik yang baik kecuali ia sesuai dengan Syari'at.
Jadi bentuk pemerintahan itu bukan harus khilafah. Bentuk pancasilapun jika sesuai standard Syari'at maka hal itu dikatan sebagai pemerintahan yang baik.
Jika memang Khilafah adalah sistem pemerintahan yang telah diwajibkan oleh Allah dan Rasulnya, lalu, kenapa dari khalifah pertama sampai khalifah ke 4 proses cara terpilihnya tidak sama?. Kenapa Allah dan Rasulnya tidak mengatur proses pemilihannya?.
Dan jika bangsa indonesia menuruti keinginan Hizbut-tahrir dan Salahfi Wahabi, untuk merubah pancasila beralih ke sistem Khilafah, lalu siapakah di dunia ini orang yang layak bakal kami Baiat sebagai Khalifahnya?
Dari Sunny-kah, syiahkah atau dari wahabi?.. Dan sistem Khalifah manakah dari 4 khalifah diatas yang hendak di contoh oleh Khalifah produk Hizbut-tahrir dan Wahabi skarang ini?. Abu Bakar kah, Umar kah, Utsman kah atau Ali?.
Kalau Khilafah yang diperjuangkan oleh Hizbut-tahrir adalah baik, kenapa Hizbut-tahrir tidak laku di Negerinya sendiri(palestina)?. Kenapa malah lakunya di Inggris?.
Sebenarnya yang diperjuangkan kalian itu Khilafah apa Khilapet?.
Satu pertanyaan lagi, Jika memang pancasila adalah dasar pemerintahan Thoghut, lalu kenapa kalian masih menginjakkan kakinya disini? Kenapa kalian masih nyari makan disini?