Seperti hal nya Bilal ra di tanya oleh Nabi saw dengan apa engkau mendahuluiku di syurga shingga saat aku didalam syurga suara teromphmu ada disana. bilal menjawab, tidaklah aku mempunyai hadats kecuali aku berwudhu lalu sholat 2 rokaat.. at tirmidzi... kurang lebih seperti itu haditsnya... dalam hal ini imam malik mengambil qiyas akan hal itu, selama itu tidak menyelisihi dalil2 maka boleh...
Sandal Bilal bin Rabah dan Rumah Salman Al-Farisi
Para sahabat nabi adalah teladan umat yang kehidupan mereka menjadi tempat bercermin. Kehidupan yang selalu membuat decak kagum bagi yang membaca kehidupan mereka. Karena mereka langsung mereguk pembinaan Al-Quran dan sunnah itu langsung dari Rosulullah yang menjadi panutan utama. Mereka begitu istimewa karena kehidupan itu begitu nyata.
Seorang sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan sebuah hadits berkenaan dengan salah satu amalan Bilal yang membuatnya menjadi istimewa. Rasulullah SAW berkata kepada Bilal pada waktu shalat shubuh, “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan dalam Islam yang memberi manfaat kepadamu, karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara sandalmu di syurga.”
Lalu Bilal berkata, “Aku tidak melakukan amalan apa-apa dalam Islam yang dapat memberi manfaat kepadaku, kecuali tidaklah aku bersuci dengan wudhu yang sempurna pada waktu malam ataupun siang kecuali aku melaksanakan shalat dengan wudhu tersebut.” (HR Muslim)
Ternyata amalan karena itu Bilal menjadi istimewa, ia selalu menjaga wudhlu dan sholat denagn wudhu tersebut, sehingga Rosul mendengar langkah sandal Bilal di syurga.
Lain lagi dengan keistimewaan Salman, ia istimewa karena kesederhanaannya. Suatu ketika juga Salman Al-Farisi berkeinginan membangun sebuah rumah. Maka ia bertanya kepada tukang bangunan, “Bagaimana engkau akan membuatkan rumah untukku ?”.
Tukang bangunan itu adalah orang yang cerdas dan mengetahui kezuhudan Salman, lalu ia menjawab:
“Jangan khawatir, Rumah ini akan melindungimu dari panas dan kau dapat tinggal di dalamnya tanpa kedinginan. Apabila kau berdiri, maka kepalamu akan menyentuh atapnya. Dan apabila kau berbaring, kakimu akan menyentuh dindingnya.”
Lalu Salman berkata, “Ya. Maka buatkanlah aku rumah seperti itu.”
(Sumber: Kitab 300 Mauqif fi az-Zuhd war Roqoiq, hal 78, 83)
-------------
Rutin Amalkan ini, LANGKAH BILAL TERDENGAR NABI DI SURGA
Ternyata yang membuat Bilal bin Rabbah masuk surga, bukanlah karena dia menjadi muadzin kesayangan Rasulullah selama hijrah di Madinah. Amalan inilah yang membuat terompahnya terdengar Nabi SAW di surga jauh sebelum Bilal wafat.
Dalam sebuah riwayat yang shahîh dinyatakan :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ لِبِلاَلٍ عِنْدَ صَلاَةِ الْغَدَاةِ يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ عِنْدَكَ فِي اْلإِسْلاَمِ مَنْفَعَةً فَإِنِّي سَمِعْتُ اللَّيْلَةَ خَشْفَ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ بِلاَلٌ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً فِي اْلإِسْلاَمِ أَرْجَى عِنْدِيْ مَنْفَعَةً مِنْ أَنِّي لاَ أَتَطَهَّرُ طُهُوْرًا تَامًّا فِي سَاعَةٍ مِنْ لَيْلٍ وَلاَ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُوْرِ مَا كَتَبَ اللَّهُ لِيْ أَنْ أُصَلِّيَ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, “Rasulullâh bersabda kepada Bilâl setelah menunaikan shalat Subuh, ‘Wahai Bilâl, beritahukanlah kepadaku tentang perbuatan-perbuatanmu yang paling engkau harapkan manfaatnya dalam Islam! Karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara terompahmu di depanku di surga.’
Bilâl Radhiyallahu anhu menjawab, ‘Tidak ada satu perbuatan pun yang pernah aku lakukan, yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam Islam dibandingkan dengan (harapanku terhadap) perbuatanku yang senantiasa melakukan shalat (sunat) yang mampu aku lakukan setiap selesai bersuci dengan sempurna di waktu siang ataupun malam.’ [HR Muslim]
Lafal "Laila" ada yang memaknai "Malam Isro' Mi'roj"
Riwayat lain dari HR Tirmidzi menyebutkan begini :
“Pada suatu pagi, Rasulullah Saw memanggil Bilal seraya berkata, ‘Hai Bilal! Dengan apa engkau mendahuluiku ke surga? Tidak lah setiap kali aku masuk surga, kecuali aku mendengar suara terompahmu di hadapanku. Tadi malam aku juga masuk surga, dan akupun mendapatkan suara terompahmu di hadapanku.’
Bilal menjawab, ‘Ya Rasulullah tidaklah aku adzan kecuali aku pasti shalat dua rakaat, dan tidaklah aku terkena hadats kecuali aku berwudhu pada saat itu juga, dan aku berpandangan bahwa Allah memiliki hak dua rakaat atasku.’ Rasulullah bersabda, ‘Dengan kedua rakaat itulah engkau mendahuluiku ke surga’.” (HR. at-Tirmidzi).
“Shalat sunnah setelah wudhu” adalah jawaban Bilal atas pertanyaan Rasulullah tentang amalan unggulannya. Bilal tak menjawab pengorbanannya diseret di atas pasir panas dulu, ia juga tak menjawab azan merdu dari lisannya yang mengumpulkan umat Muslim untuk Shalat, ia malah menjawab “Shalat sunnah setelah wudhu” yang dilakukannya kapan pun setiap ia selesai berwudhu.
Konsisten adalah poin plus dari shalat sunnah setelah wudhu bilal. Amalannya mungkin tidak besar secara kuantitas pahalanya, namun ia melakukannya secara istiqamah, dan justru amalan kecil yang dilakukan konsisten lah yang paling diandalkan untuk membuat seorang Bilal masuk surga.
Hukum shalat sesudah wudhu adalah sunnah mu’akkad, sunnah yang ditekankan unuk dilakukan di segala waktu, siang maupun malam. Dasarnya adalah hadits Abu Huraira r.a.
Baca Juga : Setiap Abu Hurairah Mengucap Dzikir ini, SATU POHON TUMBUH DI SURGA
“Bahwa Nabi SAW pernah berkata kepada bilal pada waktu shalat shubuh, ‘Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling diharapkan pahalanya yang telah engkau kerjakan dalam Islam? Karena aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga (dalam mimpi tadi malam).’ Bilal berkata, ‘Aku tidak pernah melakukan amal yang lebih memiliki harapan pahala (selain kebiasaanku) bahwa setiap kali berwudhu di siang maupun malam hari, pasti aku shalat dengan wudhu itu sebatas yang ditentukan bagiku’.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam an-Nawawi r.a mengungkapkan, “Hadits ini mengandung penjelasan tentang keutamaan shalat sesudah wudhu, bahwa hukumnya adalah sunnah, dan itu boleh dilakukan di waktu larangan, ketika matahari terbit, di waktu istiwa’, ketika matahari tenggelam, sesudah shalat shubuh dan sesudah shalat ashar. Karena ia termasuk shalat yang memiliki shalat tertentu.” (pds)
Tentang BILAL bin RABAH :
Bilal bin Rabah, budak berkulit hitam yang lahir 43 tahun sebelum Hijrah. Berasal dari Habsyah. Ayahnya bernama Rabah, ibunya bernama Hamamah. Seorang budak perempuan berkulit hitam tinggal di Mekah. Sebab itu, sebagian orang pada waktu itu memanggilnya dengan sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam).
Bilal besar di Mekkah sebagai budak milik bani Abduddar. Saat ayah dari keluarga itu meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir. Pada waktu itu, budak bisa diwariskan kepada keturunan selanjutnya.
Saat Islam datang di Mekkah dan rasulullah SAW mengumandangkan seruan kalimat tauhid, Allah berkenan memberikan hidayah kepada Bilal untuk memeluk Islam. Bilal termasuk orang-orang pertama yang emmeluk Islam. Hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk Islam, antara lain Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.
Mengetahui Bilal masuk islam, siksaan demi siksaan diberikan kepada Bilal dari tuannya. Mulai dari dijemur dibawah terik matahari, ditindih batu, hingga ditali menggunakan tali-tali kasar yang menyakiti kulitnya. Siksaan ini terus dia terima hingga Abu Bakar Ash Siddiq memerdekakannya.
Bilal bin Rabah merupakan sahabat Nabi Muhammad yang didaulat untuk mengumandangkan azan untuk pertama kalinya. Ia mempunyai ciri khas bertubuh hitam dan bersuara lantang. Karena masuk Islam, ia disiksa berkali-kali oleh majikannya, Umayyah bin Khalaf hingga akhirnya penyiksaan yang dilakukan diketahui oleh sahabat Abu Bakar. Abu Bakar kemudian memerdekakan Bilal bin Rabah dengan membayar tebusan yang lebih tinggi dari harganya.
Bilal, siapa yang mengira bahwa mantan budak ini akan mendapatkan kemuliaan di sisi Nabi Muhammad SAW, bahkan oleh Rasulullah telah digaransi masuk surga.
Diceritakan bahwa selepas salat subuh berjamaah, Rasulullah memanggil Bilal dan bertanya kepadanya. "Katakanlah kepadaku, apa amalanmu yang paling besar pahalanya yang kamu kerjakan dalam Islam? Karena sesungguhnya aku mendengar hentakkan sandalmu di surga." Suara sandal Bilal terdengar oleh Rasulullah ketika ia berada di surga pada malah Isra' Mi'raj.
"Setiap aku berwudhu, kapanpun itu, baik siang maupun malam, aku selalu melakukan salat dengan wudhu tersebut," jawab Bilal.
Jadi Bilal merupakan orang yang selalu menjaga kesehariannya dengan berwudhu. Setiap wudhunya itu batal, maka ia akan berwudhu lagi kemudian melakukan salat dua rakaat setelah wudhu tersebut.
Ternyata karena amalan tersebut Bilal menjadi istimewa. Kekonsistenan Bilal dalam menjaga kesuciannya dengan berwudhu membuat suara sandalnya terdengar oleh Rasulullah di surga. Hal itu membuktikan bahwa apa yang ia lakukan diridai oleh Allah SWT.
Zaman sekarang kita hanya berwudhu untuk mensucikan diri dari hadas kecil ketika hendak melaksanakan salat. Di luar salat, kita jarang sekali berwudhu atau menjaga wudhu kita. Padahal dengan berwudhu kita menjaga kesucian badan, hati, dan pikiran kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar