WOWW.. bagaimAna tidAk gencar menuduh yg lain sesat.. klau kayak gini.
Jadi Ustadz Wahabi dapat Gaji 20 Juta per Bulan, Mau?
Assalamu'allaikum Warahmatulahi Wabarokatuh
Jadi dai yang mendakwahkan ideologi wahabi ternyata menggiurkan. Ada
ongkos wajib yang diterimakan kepada ustadz wahabi setiap bulan.
Nilainya tidak tanggung-tanggung, 1500 dolar. Setara Rp. 20 juta.
Hal itu diungkapkan oleh Ustadz Idrus Ramli dalam Tawajuhan Aswaja di
Pondok Pesantren Afaada Sunan Pandanaran, Boyolali Jawa Tengah, Jumat
(30/09/2016) malam. “Kalau membeli lahan, mereka dilayani bosnya,” kata
Idrus dalam materi pertama, Aktualisasi Nilai-Nilai Aswaja.
Keterangan tentang gaji ustadz itu ia dapatkan dari seorang mantan
ustadz wahabi dari Bogor yang sekarang sudah insaf kembali ke NU. Cerita
yang disampaikan, sang ustadz itu adalah lulusan pondok pesantren.
Karena tidak mendapatkan pekerjaan usai boyong dari pondok, ia
iseng-iseng melamar lowongan kerja dakwah ala wahabi.
Setelah
diterima, sang ustadz ditugaskan berdakwah ke daerah-daerah target
wahabisasi. Namun, kata Idrus, sang ustadz itu meminta kepada penyandang
dana agar ditugaskan ke daerah-daerah terpencil yang sulit dipantau
gerakannya oleh donatur. “Supaya bisa tahlilan dan maulidan,” kata Idrus
menirukan pengakuan mantan ustadz wahabi itu.
Tapi, lama-kelamaan,
sang ustadz justru yang sungkan sendiri karena tidak menjalankan misi
dakwah wahabisasi sesuai keinginan big bos. “Akhirnya dia keluar sendiri
dan kembali di NU,” terang Idrus.
Untuk menjadi ustadz wahabi,
mereka juga harus bisa memerankan diri menuduh bid’ah orang-orang yang
tidak melaksanakan sunnah. Jadi, yang tidak mau mengamalkan sunnah,
harus dicarikan dalil agar bisa dituduh bid’ah, kafir dan sesat.
“Padahal, orang yang tidak mengamalkan sunnah kan tidak bisa disebut
ahli bid’ah sebab tidak mengamalkan sunnah itu tidak dosa,” jelas Idrus
Ramli kepada 70 an santri peserta tawajuhan.
Bukan hanya itu, para
pendana wahabi juga main curang dengan isi kitab kuning. Tafsir Showi
yang menyebut golongan wahabi bagian dari kelompok Khawarij, minta
dihilangkan dari percetakan jika mau dipasarkan dan dibeli oleh
pemerintah Saudi Arabia. “Tidak bisa dijual di Saudi jika kata wahabi
tidak dihapus,” tutur Idrus.
Kalimat yang harus dihilangkan dalam
kitab tafsir karya Syeikh Ahmad bin Muhammad as Showy Al Maliky itu ada
di halaman 78 cetakan lama. Artinya, “wahabi adalah golongan khawarij
yang telah merusak penafsiran Al-Qur’an dan As Sunnah, suka membunuh
kaum muslimin dst”. Jika kalimat itu tidak ada, berarti palsu.
Intinya, yang membedakan metode dakwah wahabi dan ahlus sunnah wal
jamaah adalah pendekatannya. Jika wahabi menggunakan suntikan harta
(ekonomi), maka Aswaja menggunakan pendekatan ideologi, dan itu tiada
biaya, seperti acara tawajuhan Aswaja di Boyolali itu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar