Fitnah Wahabi : Menggelari Iblis, Orang Kafir dan Musyrik Bertauhid Rububiyah
Keajaiban Al Quran – Fitnah Islam – Kaum Wahabi Mengatakan bahwa kaum kafir dan musyrik telah mengenal Allah sehingga kaum Wahabi menggelari kaum kafir bertauhid rubbubiyah yaitu mengesakan Allah atas sifat-sifat rubbubiyah-NYA adalah kesimpulan yang tidak sesuai kenyataan alias kedustaan yang besar.
Apalagi mengatakan tidak perlu untuk mengenalkan manusia kepada Allah, atau membahas sifat-sifat Allah, karena menganggap manusia secara fitrah telah mengakui dan mengenal Allah.
Entah mengapa kaum wahabi bisa berpikiran seperti ini dengan hanya mengambil beberapa ayat Al Quran, tetapi tidak melihat masalah ini secara komprehensif.
Kalaulah di banyak ayat kaum musyrikin itu mengakui Allah sebagai pencipta, pemberi rezeki dan sebagainya, apakah mereka dapat disebut telah mengenal Allah dengan sebenar-benarnya penegenalan? Atau hanya hal-hal itu yang mereka tahu? Bahkan kemudian terbukti di ayat lain ternyata pengetahuan mereka dan pengenalan mereka terhadap Allah hanya sedikit dan banyak salahnya.
bertauhid rububiyah
1). Ternyata kaum kafir dan musrik salah mengenal Allah, bukankah mereka menganggap Allah mempunyai anak?
“Mereka berkata, “Allah mempunyai seorang anak”. Maha Suci Allah! Bahkan, segala yang berada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah. Seluruhnya tunduk kepada-Nya.” (Surah Al Baqarah (2) ayat 116)
Ini fakta yang mengidikasikan dengan begitu jelas bahwa mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, sehingga tidak layak digelari bertauhid rububiyah.
2). Bagaimana mereka dikatan sudah kenal Allah, bukankah mereka meragukan Allah berkuasa membangkitkan orang yang mati?
Dan dia (manusia durhaka, kafir dan musyrik) membuat perumpamaan bagi Kami dan dia lupa kepada kejadiannya. Dia berkata,”Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh…?” (surat Ya Sin (36) ayat 78)
Berarti mereka tidak mengetahui arti Allah Pencipta dengan sebenar-benarnya. Apa artinya mengakui Allah sebagai pencipta tapi meragukan Allah yang Maha Kuasa (mampu) untuk membangkitkan manusia lagi setelah kematiannya? Dengan demikian mereka tidak layak digelari bertauhid rububiyah karena ternyata mereka tidak mengenal Allah yang sebenarnya.
3). Perhatikanlah sebab-sebab turunnya surat Al Ikhlas, bukankah mereka menanyakan tentang Allah kepada nabi Muhammad saw ?
…….. Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembah itu. Apakah Dia dari emas atau perak?”, lalu Allah menurunkan surah ini ( al Ikhlas)……. (HR. al-Dahhak).
4). Coba anda tanya orang yang beragama nasrani, bukankah mereka juga akan menjawab Allah sebagai pencipta? Tapi apakah mereka telah mengenal Allah dengan sebenar-benarnya bahwa Allah adalah Maha Esa?
Ini jelas menunjukkan mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya, dengan demikian mereka tidak layak digelari bertauhid rububiyah.
5). Iblis digelari bertauhid rububiyah, kaum Wahabi menyebut ayat Al Quran: Iblis berkata, “Saya lebih baik dari pada Adam.
Engkau ciptakan aku dari api, sementara dia Engkau ciptakan dari tanah.”(QS. al-A’raf: 12).
Apa manfaatnya Iblis mengatakan Allah sebagai pencipta, tetapi Iblis tidak taat ketika diperintah Allah bersujud kepada Adam? Berati Iblis tidak mengenal Allah yang sebenarnya, yang wajib ditaati segala perintah-NYA. Dengan demikian Iblis tidak layak digelari bertauhid rububiyah. Kalau memang Iblis itu bertauhid rububiyah tentulah Allah dan Rasul-NYA juga para Sahabat Rasul sudah mengatakannya. Tetapi tidak, Allah dan Rasul-NYA juga para Sahabat Rasul tidak pernah mengatakan Iblis bertauhi rububiyah.
Maka sunnguh “aneh tapi nyata’ pendapat para Syaikh Wahabi tentang Iblis, orang kafir dan musyrik telah mengenal Allah. Ternyata mereka itu tidak mengenal Allah dengan sebenarnya dan tidak pantas digelari bertauhid Rubbubiyah. Bagaimana bisa disebut bertauhid rubbubiyah bila mereka salah mengenal Allah dengan sifat-sifat-Nya?
Maka Allah telah mengutus Rasul-NYA Nabi Muhammad Saw untuk mengenalkan Allah yang sebenarnya, bukan Allah menurut khayalan dan pemikiran kaum kafir dan musyrik. Dengan diutusnya Rasul Saw untuk mengajak mereka masuk Islam, maka mereka akan menyembah Allah dan taat atas perintah-NYA sehinnga dengan demikian mereka layak digelari bertauhid kepada Allah.
Dengan Bersahadat Seseorang Menjadi Muslim
Pada zaman Nabi Muhammad Saw apabila ada seorang kafir bersahadat dengan ”Lâ Ilâha Illallâh Muhammad Rasûlullâh” maka oleh Rasulullah orang kafir tersebut dihukumi sebagai seorang muslim yang beriman atau bertauhid. Oleh Rasulullah, orang tersebut tidak disuruh bertauhid uluhiyah, bertauhid rububiyah dan bertauhid asma wa sifat. Tidak, Rasulullah tidak menyuruh bertauhid dengan tiga unsur tauhid seperti itu. Jelas ketiga tauhid ini bukan ajaran Rasulullah saw.
Setelah orang kafir masuk Islam dengan bersahadat, kemudian Nabi Muhammad saw memerintahkan kepadanya untuk melaksanakan shalat sebelum memerintahkan kewajiban-kewajiban lainnya; sebagaimana hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadits oleh al-Imâm al-Bayhaqi dalam Kitâb al-I’tiqâd.
Sementara kaum Wahabi membuat ajaran baru dengan mengatakan bahwa tauhid Uluhiyyah saja tidak cukup, ini sangat nyata telah mementang apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. Mereka tidak paham bahwa ”Uluhiyyah” itu maksudnya sama saja dengan ”Rububiyyah”, bahwa ”Ilâh” itu sama saja artinya dengan ”Rabb”.
Seorang yang telah mentauhidkan ”Rabb” maka berarti ia telah mentauhidkan ”Ilâh”, dan seorang yang telah memusyrikkan ”Rabb” maka ia juga berarti telah memusyrikan ”Ilâh”. Bagi seluruh orang Islam sudah pasti berkeyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah oleh mereka kecuali ”Rabb” yang juga ”Ilâh” mereka.
Maka ketika mereka berkata ”Lâ Ilâha Illallâh”; maka hanya Allah Rabb mereka yang berhak disembah sebagai Ilâh. Mereka menetapkan ke-Esa-an bagi Rabb yang juga Ilâh mereka pada Dzat-Nya, Sifat-sifat-Nya, dan pada segala perbuatan-Nya; artinya tidak ada keserupaan bagi-Nya secara mutlak dari berbagai segi”.
Itulah pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Sungguh sangat bertolak belakang dengan Faham Wahabi yang menyelisihi ajaran Nabi Saw, tapi ngaku-ngaku Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Salah satu Fitnah Wahabi terhadap ajaran Islam adalah mereka menggelari Iblis dan orang kafir musyrik sebagai bertauhid rububiyah. Ini termasuk fitnah besar terhadap ajaran Islam dan Umat Islam. Kita kaum Ahlus Sunnah Wal Jamaah berlindung kepda Allah dari fitnah Wahabi, amin …. Walhamdu lillahi robbil alamin ….
Wallohu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar