Senin, 02 Februari 2015

Fatwa nyleneh Wahabi tentang Allah SWT

Ciri-Ciri Khawarij Salafi Wahabi Kepala Plontos

 

((Ciri-ciri mereka bercukur (plontos), celana gantung, dan memecah belah umat.


 عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ المَشْرِقِ، وَيَقْرَءُونَ القُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، ثُمَّ لاَ يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ»، قِيلَ مَا سِيمَاهُمْ؟ قَالَ: " سِيمَاهُمْ التَّحْلِيقُ - أَوْ قَالَ: التَّسْبِيدُ - ". وفي صحيح مسلم وصحيح ابن حبان فيهما زيادة "يَخْرُجُوْنَ فِي فُرْقَةٍ مِنَ النَّاسِ" 

(رواه البخاري ومسلم والنسائي وابن ماجه وأبو داود وأحمد وغيرهم) 

Dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. dari Nabi Saw. bersabda, "Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur'an namun tidak sampai melewati batas kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama Islam seperti anak panah tembus keluar dari (badan) binatang buruannya. Mereka tidak pernah kembali sampai anak panah bisa kembali ke busurnya. Ciri-ciri mereka adalah mencukur habis rambutnya atau gundul".

Dalam shahih Muslim dan Shahih Ibnu Hibban ditambahkan kalimat, "Mereka keluar dalam perpecahan manusia" (HR. Bukhari, Muslim, Nasa'i, Ibnu Majah, Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya)…))

"Rambut kepala mereka gundul/plontos. Ini adalah teks hadits yang sangat jelas tertuju kepada faham Muhammad bin Abdil Wahab. Semasa hidupnya dahulu, dia telah memerintahkan setiap pengikutnya untuk mencukur habis rambut kepalanya sebelum mengikuti fahamnya. Ibnu Abdil Wahab mengkalim bahwa, orang-orang Islam yang masih dalam keadaan musyrik atau kafir sebelum mengikuti ajaran yang dibawanya. Oleh karena itu, mereka semua harus memberishkan sisa-sisa rambut kekafiran mereka itu dengan mencukurnya. Itulah fakta sejarah yang telah terjadi ketika Ibnu Abdil Wahab masih hidup dalam upaya 'mengislamkan' kembali umat Islam yang telah kafir dan musyrik menurut versi mereka. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya, dari sejak zaman Rasulullah Saw." 

(Sekte Berdarah…hal 167)

Nabi mendo'a kan Syam dan Yaman
Diantara hadits-hadits yang menunjukkan bahwa Najd adalah tempat munculnya fitnah adalah:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Nabi pernah bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan kami”. Para shahabat : “Dan juga Najd kami ?”. Beliau bersabda : “Di sana muncul bencana dan fitnah. Dan di sanalah akan muncul tanduk setan”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1037. Diriwayatkan juga pada no. 7094 dan Muslim no. 2095)
Menuduh Nabi tidak adil - Khawaarij
Tentang masalah Najd,
Tentang masalah Bani Tamiim,.... orang-orang mengatakan bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab lah (salah satu) yang dimaksud keturunan bapak Khawaarij generasi pertama, Dzul-Khuwaishirah :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ، جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذِي الْخُوَيْصِرَةِ التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ: " اعْدِلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: وَيْلَكَ وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ، قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: دَعْنِي أَضْرِبْ عُنُقَهُ، قَالَ: دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِ، وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad : Telah menceritakan kepada kami Hisyaam : Telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar, dari Az-Zuhriy, dari Abu Salamah, dari Abu Sa’iid, ia berkata : Ketika Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sedang membagi (harta rampasan), tiba-tiba ‘Abdullah bin Dzil-Khuwaishirah At-Tamiimiy datang, lalu berkata : “Berbuat adillah wahai Muhammad !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Celaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil ?". Mendengar itu ‘Umar bin Al-Khaththaab berkata : “Ijinkanlah aku untuk memenggal lehernya !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Biarkan saja ia, sebab ia mempunyai beberapa teman yang salah seorang diantara kalian akan menganggap remeh shalatnya dibanding dengan shalat orang itu, menganggap remeh puasanya dengan puasa orang itu. (Akan tetapi) mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya....” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6933].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar