Minggu, 02 Agustus 2015

Untuk yang anti Ta'wil



 
Buta di dunia nawun di akhirat akan bisa melihat, ini merupakan ta'wil dari ayat Al Qur'an.
Mereka ulama wahabi, mengapa bs demikian ya?

Buta di dunia nawun di akhirat akan bisa melihat, ini merupakan ta'wil dari ayat Al Qur'an.
Mereka ulama wahabi, mengapa bs demikian ya?

ومن كان في هذه اعمى فهو في الاخرة اعمى واضل سبيلا


"Barang siapa didunia ini dia buta, maka diakhirot dia juga buta dan tersesat jalanya ".
(Al Isro' : 72)

Jika wahabi melarang takwil dlm ayat...maka ayat ini sbg dalil bhw mereka yg buta akan masuk neraka.

Buta bukan lahiriahnya.. Tapi maksud ayat itu buta mata hatinya..

Jika menganggap yg buta di dunia maka di akhirat akan buta dan tersesat. Maka bagaimana nasib orang buta di dunia?


"Barang siapa didunia ini dia buta, maka diakhirot dia juga buta dan tersesat jalanya ".

Jika wahabi melarang takwil dlm ayat...maka ayat ini sbg dalil bhw mereka yg buta akan masuk neraka.

Buta bukan lahiriahnya.. Tapi maksud ayat itu buta mata hatinya..

Jika menganggap yg buta di dunia maka di akhirat akan buta dan tersesat. Maka bagaimana nasib orang buta di dunia?



DIALOG SYAIKH AL-SYANQITHI VS WAHHABI TUNA NETRA

JU'NAH AL-ATHTHAR 1

Kelompok Salafi/Wahabi ini percaya bahwa Al-Qur’an dan Sunnah hanya bisa diartikan secara tekstual (apa adanya teks) atau literal dan tidak ada arti majazi atau kiasan didalamnya. Pada kenyataannya terdapat ayat al-Qur’an yang mempunyai arti harfiah dan ada juga yang mempunyai arti majazi, yang mana kata-kata Allah swt. harus diartikan sesuai dengannya. Jika kita tidak dapat membedakan diantara keduanya maka kita akan menjumpai beberapa kontradiksi yang timbul didalam Al-Qur’an. Maka dari itu sangatlah penting untuk memahami masalah tersebut. Dengan adanya keyakinan seluruh kandungan Al-Qur’an dan Sunnah secara tekstual atau literal dan jauh dari makna Majazi atau kiasan ini, maka akibatnya mereka memberi sifat secara fisik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (umpama Dia Subhanahu wa Ta’ala mempunyai tangan, kaki, mata dan lain-lain seperti makhluk-Nya). Mereka juga mengatakan terdapat kursi yang sangat besar (‘Arsy) dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala. duduk (sehingga Dia membutuhkan ruangan atau tempat untuk duduk) diatasnya. Terdapat banyak masalah lainnya yang diartikan secara tekstual. Hal ini telah membuat banyak fitnah diantara ummat Islam dan inilah yang paling pokok dari mereka yang membuat berbeda dari Madzhab yang lain.

Berkaitan dengan pemahaman wahabi salafi tersebut ada sebuah kisah menarik antara Syeikh Al-Syanqithi dengan seorang wahabi tuna netra sbb:

Ketika orang-orang Wahhabi memasuki Hijaz dan membantai kaum Muslimin dengan alasan bahwa mereka telah syirik, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi Saw. dalam sabdanya : “Orang-orang Khawarij akan membunuh orang-orang yang beriman dan membiarkan para penyembah berhala.” Mereka juga membunuh seorang ulama terkemuka.

Mereka menyembelih Syaikh Abdullah Al-Zawawi, guru para ulama madzhab Al-Syafi’i, sebagaimana layaknya menyembelih kambing. Padahal usia beliau sudah di atas 90 tahun. Mertua Syaikh Al-Zawawi yang juga sudah memasuki usia senja juga mereka sembelih.

Kemudian mereka memanggil sisa-sisa ulama yang belum dibunuh untuk diajak berdebat tentang tauhid, Asma Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sifat-sifat-Nya. Ulama yang setuju dengan pendapat mereka akan dibebaskan. Sedangkan ulama yang membantah pendapat mereka akan dibunuh atau dideportasi dari Hijaz.

Di antara ulama yang diajak berdebat oleh mereka adalah Syaikh Abdullah Al-Syanqithi, salah seorang ulama kharismatik yang dikenal hafal Sirah Nabi Saw. Sedangkan dari pihak Wahhabi yang mendebatnya, di antaranya seorang ulama mereka yang buta mata dan buta hati. Kebetulan perdebatan berkisar tentang teks-teks Al-Qur’an dan Hadits yang berkenaan dengan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka bersikeras bahwa teks-teks tersebut harus diartikan secara literal dan tekstual, dan tidak boleh diartikan secara kontekstual dan majazi.

Si tuna netra itu juga mengingkari adanya majaz dalam Al-Qur’an. Bahkan lebih jauh lagi, ia menafikan majaz dalam bahasa Arab, karena taklid buta kepada Ibn Taimiyah dan Ibn Al-Qayyim. Lalu Syaikh Abdullah Al-Syanqithi berkata kepada si tuna netra itu:

“Apabila Anda berpendapat bahwa majaz itu tidak ada dalam Al-Qur’an, maka sesungguhnya Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an :

وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلا

“Dan barangsiapa yang buta di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (QS. Al-Isra’ : 72).

Berdasarkan ayat di atas, apakah Anda berpendapat bahwa setiap orang yang tuna netra di dunia, maka di akhirat nanti akan menjadi lebih buta dan lebih tersesat, sesuai dengan pendapat Anda bahwa dalam Al-Qur’an tidak ada majaz ?”

Mendengar sanggahan Syaikh Al-Syanqithi, ulama Wahhabi yang tuna netra itu pun tidak mampu menjawab. Ia hanya berteriak dan memerintahkan anak buahnya agar Syaikh Al-Syanqithi dikeluarkan dari majlis perdebatan. Kemudian si tuna netra itu meminta kepada Ibn Saud agar mendeportasi Al-Syanqithi dari Hijaz. Akhirnya ia pun dideportasi ke Mesir. (Kitab Al-Ju’nat Al-Aththar (autobiografi perjalanan hidup) karya Al-Hafizh Ahmad bin Muhammad bin Al-Shiddiq Al-Ghumari Al-Hasani juz 1 pasal 60 hal 36)

Ibnu Taimiyyah mentakwil ayat Al-Quran.

Dalam kitab Majmu’ Al-Fatawi Juz 2 halaman : 433, disebutkan bahwasanya Ibnu Taimiyyah berkata :

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ [القصص:88] أي: دينه وإرادته وعبادته، والمصدر يضاف إلى الفاعل تارة وإلى المفعول أخرى، وهو قولهم: ما أريد به وجهه، وهو نظير قوله:{لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا}[الأنبياء:22]. فكُلُّ معبود دون الله باطل، وكل ما لا يكون لوجهه فهو هالك فاسد باطل، وسياق الآية يدل عليه وفيه المعنى الآخر)) اهـ


كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَه


“Segala sesuatu itu pasti hancur kecuali wajah-Nya “, maksudnya (kata Ibnu Taimiyyah) adalah “ Agama-Nya, Iradah dan penyembahan pada-Nya “… Wallahu a’lam bish-Shawab

Catatan :

Wahai para pengaku bermanhaj salaf (wahabi-salafi), beranikah kalian mengatakan Ibnu Taimiyyah seorang Jahmiy (Mengingkari sifat Allah) ???
 
 


Ibnu Abbas mengajarkan Ta'wil dan Fikih Kitab al hilyah 1/320

Bagaimna dngan ilmu syayyidina ibnu abbas ra akan takwil?

KAUM MUSLIMIN BERKKUMPUL DI RUMAH SYAYYIDINA IBNU ABBAS RA DAN BELIAU MENGAJARKN SELURUH PERMASALAHN ILMU

Abu nu'aim meriwayatkn hadis dalm kitab al hilyah 1/320 dari abu shaleh ia berkata: aku melihat ibnu abbas ra sedang duduk, dan sungguh, andaikan ada orng quraisy yg di agungkn maka dialah orng yg pantas di agungkan.sungguh aku melihat orng2 berkumpul hingga memenuhui jalan2 shngga tdk ada lagi jalan untuk orng yg dtng dan pergi. kemudian akupun masuk menemuinya dan memberikntahukan bahwa bnyak orng ada berada di pintu rumahnya.

Ia berkata (ibnu abbas ra) : letakkanlah air wudhu untukku,

kemudian iapun berwudhu dan duduk berkata: keluarlah dan katakan kepda mereka: barang siapa yg hendak bertanya tentang al qur'an, hurufnya dan sesuatu yg ada hubungannya dngan al qur'an masuklah.

Aku (abu shaleh) pun keluar mengizinkan mereka masuk hingga memenuhi rumah dan kamarnya. mereka tdk berkata apapun kpda ibnu abbas ra kecuali beliau sendri yg memberiyahukan kpda mereka serta menmbahkn apa2 yg mereka tanyakan atau memperbnyaknya.
 
Kemudian ia berkta: perhatikanlah, saudara2! kalian janganlah duduk terlalu lama karena yg lain sedang menunggu. merkapun keluar.
 

Ia (ibnu abbas ra) berkata: keluarlah dan katakn 

"BARANG SIAPA YG HENDAK BERTANYA TENTANG TAFSIR AL QUR'AN DAN TA'WILNYA, MASUKLAH". dst.
 

Syaidina ibnu abbas ra trus mngjarkn ilmu fiqih, faraidh, syair bahasa arab dan maslah2 yg sulit di fahami.
Imam al hakim 3/538 mengeluarkn hadis sperti ini...


Foto Doni Apriyadi. 

  ----------------------------------------------------------------------------------------------

Hilyat al-Auliya' wa Thabaqat al-Ashfiya - Abu Nu'aim al-Asfahani

حلية الأولياء وطبقات الأصفياء
أبو نعيم الأصفهاني


المصنف هو أحمد بن عبد الله الأصفهاني في "أبو نعيم" ولد في رجب سنة 336هـ ببلدته أصبهان، وهي بلد العلم التي خرجت أجيالاً من كبار مشاهير العلماء والحفاظ فقد أجمع العلماء على فضله وإمامته وتقدمه في علم الحديث، كما تدل آثاره على سعة اطلاعه وحفظه وتبحره في هذا العلم وهو ثقة فاضل. ومن الفنون المهمة التي كان يجيدها فن القراءات، وقد ألف الأصفهاني كتاب "تاريخ أصبهان" و"حلية الأولياء" فعدّوه من المؤرخين. وجملة القول أنه كان ملماً بكل فنون المعرفة في عصره، فهو محدث، مؤرخ، مفسر، فقيه، قارئ؛ وإن كان تخصصه الذي عرف به وقصد من أجله هو فن الحديث. وقد أثرى المكتبة الإسلامية بذخائر مؤلفاته التي اشتهرت وانتشرت.

والكتاب الذي بين أيدينا هو من مؤلفاته الهامة، وكما يظهر من عنوانه "حلية الأولياء وطبقات الأصفياء" أن موضوعه في الزهاد والعبّاد والصالحين. وهو يتضمن أسماء جماعة من أعلام المتحققين من المتصوفة وبعض أحاديثهم وكلامهم وأئمتهم وترتيب طبقاتهم من النساك ومحجتهم من قرن الصحابة والتابعين ومن بعدهم ممن عرف الأدلة والحقائق، وباشر الأحوال، وساكن الرياض والحدائق، وفارق العوارض والعلائق. والمصنف لم يلتزم بمنهج محدد في تأليفه للكتاب، ولكن هناك ملامح رئيسية تتضح من خلال الاطلاع على الكتاب، فبدأ كتابه بالعشرة المبشرين بالجنة، ثم أورد زهاد الصحابة، ثم أهل الصفة، ثم التابعين وتابعيهم، ثم من يليهم إلى عصره. ومن ذلك يتضح أن المؤلف راعى الترتيب في الفضل إلى جانب الزمن، وبحكم أنه حافظ ومحدث فإن مؤلفاته تأتي كلها عبارة عن مرويات بالسند المتصل سواء كانت أخباراً أو أحاديث وخلافه.

ولعل هذا الكتاب هو أوسع كتاب في ذكر أسماء النساك والعباد في المكتبة العربية، وقد ذكر المؤلف أكبر عدد منهم من عصر الصحابة حتى عصر تأليفه، وهو إلى جانب ذلك هو من أغنى الكتب بالحكم المختارة النافعة، والكلمات المؤثرة الرائعة وأقوال العلماء والوعاظ، وأرباب القلوب، بالإضافة إلى مجموعة كبيرة من المقتطفات من الشعر الإلهي. والكتاب من هذه الناحية هو مصدر مهم لدارسي هذا الشعر من وجهة النظر الأدبية ففيه مجموعة قيمة من الخاصيات الإلهية، وطائفة من الأدعية الجميلة التي صيغت بلغة راقية وأسلوب محكم، وفيه حكايات مشوقة تأخذ بالألباب، وقد تكون هذه الخصيصة من أهم العوامل التي أكسبت الكتاب شهرة فائقة، وجعلت الناس يتعلقون به




Read Now 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8*, 9, 10


DOWNLOAD :
PDF (Cover-1-2-3-4-5-6-7-8-9-10) #
PDF (Cover-1-2-3-4-5-6-7-8-910) #
PDF (1-10)
(DOC)

Semoga bermanfaat.

1 komentar:

  1. اللهم صلى على سيدنا محمد واله واصحابه اجمعين

    BalasHapus