Rabu, 11 Januari 2017

Imam Syafi'i di fitnah tri tauhit oleh wahabi

{Bukti gambar buku scan}.




☆☆ FITNAH TERHADAP IMAM ASY-SYAFI'I ☆☆
Aksi Kebobrokan Akhlaq kelompok Wahabi Talafi bukan hanya Memakai NAMA ASY-SYAFI'I.....
Tetapi Mereka juga Berani Melakukan Fitnah Keji, dengan mengatakan bahwa Imam Asy-Syafi'i
Mengakui/Menetapkan Pembagian Tauhid Menjadi Tiga (3).
(Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asma wa Shifat )
Dengan secara Langsung mereka menfitnah Imam Syafi'i mengakui Aqidah Mujassimah.
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Di dalam sebuah buku "MANHAJ SALAFI IMAM SYAFI'I"
Yang ditulis oleh:
Ustadz Yusuf Mukhtar Sidawi,
Dengan kata pengantar Dr Arifin Baderi dan Dr Nur Ihsan dari Jember.
Berikut kami tukilkan potongan tulisan yang berisi fitnah yang mengatasnamakan Imam Syafi’i dalam buku itu:
(Halaman 60)
Imam Syafi’i menetapkan pembagian tauhid menjadi tiga
Berdasarkan penelitian yang saksama terhadap dalil-dalil al-Qur’an dan hadits Nabi SAW, para ulama menyimpulkan bahwa tauhid dibagi menjadi:
1. Tauhid Rububiyyah,
2. Tauhid Uluhiyyah,
3. Tauhid Asma wa Shifat.
Pembagian tauhid ini bukanlah perkara baru (baca: bid’ah) apalagi menyerupai agama trinitas, tetapi pembagian ini berdasarkan penelitian terhadap dalil. Hal ini persis dengan pembagian para ulama ahli bahasa yang membagi kalimat menjadi tiga: isim, fi’il, dan huruf.
Bahkan banyak sekali ayat-ayat yang menggabung 3 macam tauhid ini bagi orang yang mau mencermatinya
seperti Firman Allah Swt:

رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ ۚ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا

Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia
(yang patut disembah)?
~ QS:Maryam, 65 ~

■ Dan Pada Halaman 62.
Mereka menukil perkataan Imam Syafi'i Bahwa :
Beliau Yang menunjukkan pembagian tersebut,
Cukuplah di antaranya ucapan Imam al-Syafi’i tatkala berkata:

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّوْرَ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ … وَلاَ يَبْلُغُ الْوَاصِفُوْنَ كُنْهَ عَظَمَتِهِ الَّذِيْ هُوَ كَمَا وَصَفَ نَفْسَهُ وَفَوْقَ مَا يَصِفُهُ بِهِ خَلْقُهُ

“Segala puji hanya bagi Allah yang menciptakan langit-langit dan bumi, dan menjadikan kegelapan dan cahaya kemudian orang-orang kafir menyimpang …
Dan orang-orang yang menyifatkan hakikat keagungan-Nya tidak akan bisa sampai seperti apa yang Dia sifatkan pada diri-Nya dan lebih dari apa yang disifatkan oleh makhluk-Nya.”
(Al-Imam al-Syafi’i, al-Risalah, hlm 101).

~ Ucapan beliau “yang menciptakan langit dan bumi” adalah tauhid rububiyyah.
~ Ucapan beliau “kemudian orang-orang kafir menyimpang” adalah tauhid uluhiyyah, karena penyimpangan mereka bukan pada tauhid rububiyyah, melainkan dalam uluhiyyah..
~ Ucapan beliau “orang-orang yang menyifatkan tentang keagungan-Nya” adalah tauhid asma’ wa shifat.
(MSIS hlm 62).

■■ Itulah satu dari sekian banyak bukti bagaimana Wahabi Talafi menghalalkan segala cara untuk menyebarkan pahamnya sampai-sampai melakukan Fitnah dan Kebohongan kepada para Ulama salaf Ahlussunnah Wal Jama’ah.
TIDAKA ADA SATU ULAMA SALAF DARI AHLI SUNNAH WAL JAMA'AH, BAIK IMAM SYAFI'I ATAU YANG LAINNYA MEMBAGI TAUHID MENJADI TIGA (3) SEPERTI DIATAS.
SEBAB MEMBAGI TAUHID MENJADI TIGA (3) SEPERTI ITU ADALAH AQIDAH SESAT KELOMPOK WAHABI TALAFI.
——————————————————————————
☆☆☆

● Bisa dilihat dan dibuktikan di dalam kitab tauhid
“AL-KAWKABUL AZHAR SYARAH AL-FIQHUL AKBAR “ karya Imam Syafi’i sebagai berikut:

قال الشافيع رحمه الله تعالى ( فان قيل : أليس قد قال الله تعالى
( الرحمن على العرش استوى ) يقال ان هذه الأية من المتشابهات
و الذي نختار من الجواب عنها و عن أمثالها لمن لا يريد التبحر فى العلم أن يمر بها كما جاءت و لا يبحث عنها و لا يتكلم فيها لأنه لا يأمن من الوقوع فى ورطة التشبيه اذا لم يكن راسخا فى العلم .

و يجب أن يعتقد فى صفات الباري تعالى من ذكرناه و أنه لا يحويه مكان و لا يجري عليه زمان منزه عن الحدود و النهايات مستغن عن المكان و الجهات و يتخلص من الهالك و الشبهات .

و لهذا المعنى زجر مالك رحمه الله رجلا حين سأله عن هذه الأية فقال : الاستواء مذكور و الكيفية مجهولة و الايمان به واجب و السؤال عنه بدعة ثم قال : و ان عدت الى مثله أمرت بضرب رقبته . أعاذنا الله و اياكم من التشبيه


Berkata Imam Syafi’i, semoga Allah Ta’ala merahmatinya: (Maka seandainya dikatakan: Tidakkah Allah ta’ala berfirman:

الرجمن على العرش استوى


Dikatakan bahwa ayat ini bagian dari ayat mustasyabbihat (ayat yang samar untuk mengetahui maksud dan tujuannya dan perlu penjelasan dari pakar tafsir Al-Qur’an).

Adapun jawaban yang kami pilih dari ayat mutasyabbihat dan keasamaan-kesamaannya ini berlaku bagi orang yang tidak mau mendalami ilmunya agar melewatinya seperti apa adanya ayat dan tidak perlu membahas dan membicarakan ayat ini.
Karena, hal ini tidak akan aman untuk terjatuh ke dalam lumpur “Tasybih”,
Yakni menyamakan Allah dengan makhluk apabila bukan dari golongan orang-orang yang dalam ilmunya.
Dengan demikian....
Wajib bagi setiap muslim yang mukallaf untuk mengi’tiqadkan atau meyakinkan perkara di dalam sifat-sifat Dzat Maha Pencipta (Allah) ta’ala seperti apa yang telah kami terangkan,
Di mana Allah ta’ala Tidak Diliputi Oleh Tempat dan Tidak Berlaku Zaman Bagi-Nya.
Juga, Dia Maha Dibersihkan dari Segala Batasan, dan Ujung dan Tidak Butuh Kepada Tempat dan Arah.
Dia Maha Selamat dari Segala bentuk Kerusakan dan Keserupaan.
Oleh karena dengan adanya makna ayat ini, maka Imam Malik melarang kepada seseorang untuk menanyakan tentang ayat ini.
Beliau berkata: Al-Istiwa’ sesuatu yang sudah disebut. Kaifiat (pertingkah) sesuatu yang samar.
Iman dengan ayat ini wajib.
Dan, bertanya tentang ayat ini bid’ah.
Kemudian, beliau berkata:
"Seandainya engkau kembali menanyakan kepada semitsal ayat ini,
Maka aku memerintahkan supaya engkau menepuk lehermu.
Semoga Allah melindungi kita dan kalian untuk tidak menyamakan Allah dengan makhluk....!!!.
{Keterangan dari kitab “Al-Kawkab Al-Azhar Syarah Al-Fiqhu Al-Akbar”, karya Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, halaman 68, cetakan “Darul Fikr”, Beirut – Libanon.}

■■ Kita harus paham bahwa masalah Tauhid/Aqidah merupakan masalah Ushul, yang wajib berdasarkan
Dalil Qoth’i (pasti).
Dan kita Harus Tahu Kelompok Wahabi Talafi
TIDAK MEMPUNYAI DALIL QOTH'I Baik dari Al-Qur'an dan Al-Hadist untuk menjadikan Dasar Pembagian Tauhid menjadi Tiga (3) tsb.
Itula Kelicikan dan Kebobrokan Akhlaq mereka Hingga berani membawa Nama dan Menfitnah Imam Syafi'i untuk Memperkuat Aqidahnya.
Dan Akhirnya akan menuduh dan menvonis kaum Beriman Sebagai Sebagai Musyrik.

● Sebagai contoh dalam masalah tauhid asma wasifat...
Dimana kelompok Wahabi Talafi ingin mengeluarkan faham Asy’ariah dari kelompok kaum muslimin yang benar.
khususnya berkenaan dengan ayat-ayat Sifat atau ayat-ayat Mutasabihat yang berkaitan dengan masalah Boleh Tidaknya Ta’wil.
Dan WAHABI TALAFI Membagi Tauhid kepada tiga (3) bagian ini adalah :
Pendapat Kaum Jahil dari kaum Musyabbihah masa sekarang,
Mereka mengaku datang sebagai penegak Tauhid untuk memberantas Bid’ah, Namun sebenarnya mereka adalah orang-orang yang membawa Bid’ah.
Mereka adalah kelompok yang terjerumus dalam Aqidah Tasybih dan Tajsim yang menyamakan Allah SWT dengan makhlukNya.

Wallohu a’lam.

Minggu, 08 Januari 2017

Ikut berpolitik itu peting tapi jaga persatua bangsa


Ingat! Erbakan: Muslim Yang Tidak Peduli Politik Akan Dipimpin Oleh Politikus Yang Tidak Peduli Islam

Guru Erdogan yang pernah menjadi Perdana Menteri Turki Necmettin Erbakan mengatakan:

"Muslim yang tidak pedulikan politik akan dipimpin oleh poliitikus yang tidak pedulikan orang Islam."



Bertolt Brecht – Penyair Jerman, mengatakan:

"Buta yang terburuk adalah BUTA POLITIK. Dia tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, dll semua tergantung pada KEPUTUSAN POLITIK.


Orang yang BUTA POLITIK begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si Dungu ini tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasinal."

Membaca yasin untuk mayat menurut wahabi vs ASWAJA



*MEMBACA SURAH YASIN MENURUT WAHABI VERSUS ASWAJA*
.
To The Point
.
Surat ‘Yasin’ termasuk surat Al-Qur’an Makkiyah yang agung. Bilangan ayatnya ada delapan puluh tiga ayat. Ayat-ayatnya pendek dan sangat mengena di hati orang mukmin.
.
Nah yang menjadi persoalannya adalah acuan sumber data tentang surat yasin ini berbeda antara wahabi dan aswaja dan menghukuminya.. dan akibatnya bisa kita lihat bahwa kaum wahabi ini mengejek aswaja dgn mengatakan membaca yasin pada kasus tertentu adalah salah karna acuan mereka berdasarkan penilaian ulama mereka yang merupakan ulama abad modern
.
1.HADITS PERTAMA :
.
*A.VERSI WAHABI*
.
Hadits “Siapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mencari keridhaan Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya.”Diriwayatkan oleh Thabrani
.
Hadits ini Lemah menurut wahabi
.
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Mu’jamul Ausath dan As-Shaghir dari Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya ada rawi Aghlab bin Tamim. Kata Imam Bukhari, ia munkarul hadits. Kata Ibnu Ma’in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (kitab Mizanul I’tidal I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465.
*kitab andalan wahabi*
.
*B.VERSI ASWAJA*
.
pertama :
.
“Barangsiapa membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridoan Allah, ia akan diampuni (dosanya).”
.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam “Shahih”nya, Ibnus Sunni dalam “Amalul Yaumi wal Lailah”, Al Baihaqi dalam “Syuabul Iman” dan lain-lain *( banyak kitab)*
.
Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya tentang hadits ini, “Sanadnya bagus.”
.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya “Nataijul Afkar fi Takhriji Ahaditsil Adzkar” (kitab aswaja original ) berkata tentang hadits tersebut:
.

هذا حديث حسن

.
“Ini adalah hadits hasan.”
.
Imam Suyuthi mengatakan tentang hadits ini:
.

هذا إسناد على شرط الصحيح

.
“Ini adalah sanad yang sesuai standar shahih.” (Sumber: Kitab “Al-La’ali Al-Mashnu’ah” karya Imam Suyuthi.kitab original aswaja)
.
Hadits fadilah Yasin juga dinilai shahih oleh As-Suyuthi dalam kitab Tadrib ar-Rawi (Juz 1 hlm. 341-342) dan As-Syaukani dalam Al-Fawaid al-Majmu’ah (hlm. 269).
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam Ar-Ruh (hlm. 187) mengatakan:
“Dari Hasan bin Haitsam berkata: Aku mendengar Abu Bakar At-Thusi berkata: “Ada seorang laki-laki yang rutin mendatangi makam ibunya dan membaca surat Yasin di makam ibunya. Kemudian berkata: “Ya Allah, apabila Engkau berikan pahala bagi surat ini, maka jadikanlah pahalanya bagi semua penghuni kuburan ini”. Pada hari jumat berikutnya, seorang wanita datang dan berkata kepada laki-laki itu: “Kamu Fulan bin Fulanah?”. Ia menjawab: “Ya”. Wanita itu berkata: “Aku punya anak perempuan yang telah meninggal. Lalu aku bermimpi melihatnya duduk-duduk di pinggir makamnya. Aku bertanya: “Kamu kok bisa duduk-duduk di sini?”. Putriku menjawab: “Sesungguhnya Fulan bin Fulanan datang ke makam ibunya. Ia membaca surat Yasin dan pahalanya dihadiahkan kepada semua penghuni makam ini. Kami dapat bagian rahmatnya. Atau kami diampuni dan semacamnya”.
.
Imam Syaukani berkata:
.

حديث من قرأ يس ابتغاء وجه الله غفر له رواه البيهقي عن أبي هريرة مرفوعا وإسناده على شرط الصحيح وأخرجه أبو نعيم وأخرجه الخطيب فلا وجه لذكره في كتب الموضوعات

.
“Hadits: Barangsiapa membaca Yasin dengan mengharap ridho Allah, ia akan diampuni. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Abu Hurairah secara marfu’ dan sanadnya sesuai standar Shahih. Diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim dan Al-Khathib. Maka, tidak ada alasan memasukkan hadits tersebut ke dalam kitab hadits-hadits maudhu’ (palsu).”
.
(Sumber: Al-Fawaid Al-Majmu’ah karya Imam Syaukani 1/303 Bab Fadhlul Qur’an, Maktabah Syamilah)
.
Sayyiduna Jund ibn Abdullah (radiyAllahu ‘anhu) meriwayatkan bahwa Rasulullah (sallAllahu ‘alayhi wasallam) bersabda,
.
Kedua : “Barangsiapa membaca Surah Yaseen pada malam hari dengan niat mencari ridha Allah, dosa-dosanya akan diampuni.” (Kitab Muwattha’ Imaam Maalik).
.
Imaam ibn Hibbaan mengklasifikasikan hadits ini sebagai Sahiih, lihat Sahiih ibn Hibbaan Juz 6 halaman 312, ( lihat juga at-Targhiib juz 2 halaman 377).
Riwayat serupa oleh Sayyiduna Abu Hurayrah (radhiyAllahu ‘anhu) juga telah dicatat oleh Imaam Abu Ya’ala dalam Musnad beliau dan Hafiz ibn Katsir telah mengklasifikasikan rantai periwayatnya (Sanad) sebagai “Baik” (Hasan) (lihat Tafsiir Ibn Katsiir Juz 3 halaman 570).
Berdasarkan riwayat ini, Allamah Munaawi (rahmatullah ‘alayh) telah menganalisis bahwa barangsiapa hendak membaca Surah Yasin di pagi hari, juga akan diampuni dosanya, Insya Allah. (Lihat kitab Faydhul Qadiir, juz 6, halaman 259).
.
*2. HADITS KEDUA*
.
*A.VERSI WAHABI*
.
Artinya: “Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang akan mati di antara kamu.” riwayat Ibnu Ibnu Abi Syaibah
.
.
Hadits ini Lemah menurut wahabi
.
Diantara yang meriwayatkan hadits ini adalah Ibnu Abi Syaibah (4:74 cet. INDIA), Abu Daud No. 3121. Hadits ini lemah karena Abu Utsman, di antara perawi hadits ini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui), demikian pula dengan ayahnya. Hadits ini juga mudtharib (goncang sanadnya/tidak jelas).
.
*B.VERSI ASWAJA :*
.
“Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara kamu.” Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. (Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani)
.
Imaam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dengan sanad beliau dari Safwaan bahwa ia berkata,
“Para ulama biasa berkata bahwa jika Yasin dibaca oleh orang yang tengah maut, Allah akan memudahkan maut itu baginya.” (Lihat Tafsiir Ibn Katsir juz 3 halaman 571)
Imam Syaukani berkata dalam “Al-Fathur Rabbani” tentang hadits tersebut:
.

والتنصيص على هذه السورة إنما هو لمزيد فضلها وشرفها

.
“Disebutkannya nama surat tersebut hanya dikarenakan oleh adanya keutamaan dan kemuliaan yang lebih padanya.”
Apakah itu mencakup orang yg hampir mati saja ato termasuk yg sudah mati?
.
Dalam At-Taysiir, Al-Munawi berkata:
.

وفي رواية ذكرها ابن القيم عند ( موتاكم ) أي من حضره الموت من المسلمين لأنّ الميت لا يقرأ عليه

.
“..dalam riwayat yang disebutkan Ibnul Qayyim: yang dimaksud “mautakum” adalah muslim yang akan meninggal dunia, karena mayyit tidak perlu lagi dibacakan.”
Kemudian beliau mengatakan:
.

أو المراد اقرؤها عليه بعد موته والأولى الجمع

.
“Atau bisa juga maksudnya adalah bacakanlah setelah kematiannya. Yang paling utama adalah digabungkan.”
Berarti dibaca sebelum dan setelah meninggal.
.

قال ابن القيم وخص يس لما فيها من التوحيد والمعاد والبشرى بالجنة لأهل التوحيد وغبطة من مات عليه لقوله يا ليت قومي يعلمون

.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Dikhususkannya Yasin karena di dalamnya terkandung ajaran tauhid, tempat kembali, berita gembira tentang surga untuk ahli tauhid dan kegembiraan orang yang meninggal di atas tauhid karena firman-Nya, “Seandainya kaumku mengetahui…” (At-Taysiir 1/390)
.
Adapun membaca do’a atau kalimat lainnya di tengah-tengah surat yasin atau surat yang lain, hukumnya sunnat apbila do’a atau kalimat-kalimat tersebut relevan (ada keterkaitan) dengan tuntutan makna ayat/surat yang dibaca itu. Tersebut dalam kitab Ihya’ Ulumiddin juz I hal. 279 :
.

وَفِيْ أَثْنَاءِ الْقِرَاءَةِ إِذَا مَرَّ بِآيَةِ تَسْبِيْحٍ سَبَّحَ وَكَبَّرَ، وَإِذَا مَرَّ بِآيَةِ دُعَاءٍ وَاسْتِغْفَارٍ دَعَا وَاسْتَغْفَرَ، وَإِنْ مَرَّ بِمَرْجُوٍّ سَأَلَ، وَإِنْ مَرَّ بِمَخُوْفٍ اسْتَعَاذَ. يَفْعَلُ ذَلِكَ بِلِسَانِهِ أَوْ بِقَلْبِهِ.

.
“Di tengah-tengah membaca Al-Qur’an, ketika seseorang melewati suatu ayat yang berisi mensucikan Allah, dia bertasbih dan bertabir, ketika melewati ayat yang berisi permohonan dan minta ampunan, dia berdo’a dan beristighfar, ketika melewati ayat yang berisi harapan dia mengajukan permohonan dan ketika melewati ayat yang berisi hal-hal yang menakutkan, dia memohon perlindungan. Itu semua dia lakukan dengan ucapan lisannya atau digerakkan dalam hatinya”.
.
Berdo’a di tengah bacaan Al-Qur’an juga pernah dilakukan oleh Nabi SAW. sebagaimana tersebut dalam hadits riwayat Imam An-Nasa’ai :
.

عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّهُ صَلَّى إِلَى جَنْبِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَقَرَأَ فَكَانَ إِذَا مَرَّ بِآيَةِ عَذَابٍ وَقَفَ وَتَعَوَّذَ وَإِذَا مَرَّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ وَقَفَ فَدَعَا وَكَانَ يَقُولُ فِى رُكُوعِهِ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ. وَفِى سُجُودِهِ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى.

.
“Diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah ra. bahwa dia melakukan shalat malam di samping Rasulullah SAW. beliau membaca surat ketika sampai pada ayat yang menerangkan adzab, beliau berhenti dan meminta perlindungan dan ketika sampai pada ayat yang menerangkan rahmat beliau berhenti dan berdo’a meminta rahmat, ketika ruku’ beliau membaca Subhana Rabbiyal Adzimi, dan ketika sujud beliau membaca Subhana Rabbiyal A’la”. (HR. Nasa’i)
.
Jika wahabi sering bermotto "MESTI HADITS SAHIH" maka hukum sahih berdasarkan pendapat siapa ?? Albani ?? Albani cuma hapal hadits "kullu bidah dlolalah" sama dgn pemujanya !
.
Nah coba lihat dengan dua hal berbeda ini wahabi sudah berani beraninya menghukumi aswaja ahlul bidah sesat.padahal sumber mereka hanya dari satu sisi saja tidak melihat keseluruhan dalil.Cuma Albani kok diandalkan.
.
Jika begini apakah wahabi sudah sangat yakin diri mereka benar ?.
.
jawabnya tentu saja belum.
.
karna faktanya ada hujjah lain yang juga tdk bisa dipandang ringan karna mereka yang berpendapat adalah Ulama Ulama salaf,tokoh tokoh mumpuni Bukannya pendapat ulama ulama wahabi anyaran abad modern macam albani yang mati tahun 1999,sepuluh hadits saja tidak hapal ! saya berani mengatakan bahwa albani muhadits PALSU dan menghukumi hadits juga PALSU !
.
Tidak ada haknya wahabi melarang orang baca yasin.jika larang larang sedangkan orang punya statement sendiri maka ini sama saja dgn adab perbuatan orang qurais masa jahiliyah dan kaum khawarij yang mulutnya usil pada amal ibadah orang di luar golongan mereka.
.
Silahkan saja jika wahabi tidak suka membacanya tapi wahabi tidak punya hak melarang orang di luar golongan mereka untuk membacanya baik ketika tahlilan (membacanya malam hari) atau ketika orang menjelang wafat atau sesudahnya.
.
Dan silahkan kalo nurut wahabi haditsnya dlaif dan alergi di gunakan.kami gunakan hadts sahih dengan redaksi periwayatan yang berbeda. serupa tapi tidak sama .ini saja.Intaha
.
Semoga bermanfaat.

Photo wahabi, awas jangan sampai ikut mereka bahaya








Buat temen2 pendukung Khilafah yg blm dapet Kalender 2017,buruan mumpung idola kalian blm pd mampus di Iraq n Suriah.
Ini foto para Mujahilin bayaran. para penjagal darah Kaum Muslimin dan Penjegal Ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah.

Al Walid dan Rusydin mengabarkan kepada kami dari Ibnu Luhai’ah (Lahi’ah) dari Abu Qabil dari Abu Ruman dari Ali bin Abi Thalib ra., ia berkata: “Jika kamu menyaksikan bendera-bendera hitam maka tetaplah di tanah dan jangan menggerakkan tangan-tangan dan kaki-kaki kamu. Kemudian akan muncul satu kaum yang lemah tidak dihiraukan (rendahan), hati mereka bagaikan batangan baja (kaku-keras) . Mereka adalah pemilik negara/kekuasaan, mereka tidak setia kepada perjanjian dan kesepakatan, mereka mengajak kepada al haq tetapi mereka bukan ahlinya (yang berpegang teguh kepadanya).
Nama-nama mereka menggunakan abu … abu …, nisbat mereka kepada desa-desa. Rambut mereka terjulur bagaikan rambut para wanita . Setelah itu mereka berselisih di antara sesama mereka sendiri, kemudian Allah menyerahkan al haq/kekuasaan-Nya kepada siapa yang Ia kehendak,.........rambutnya panjang2

Semoga bermanfaat.

Asal usul do'a Qunut

Bacaan doa qunut dan asal-usulnya
Baiklah, kaami akan menyajikan bacaan doa qunut dan asal-usul bermulanya membaca doa qunut. Sebelum kita masuk dalam bacaan doa qunut maka alangkah bagusnya kita membahas asal usul kenapa qunut bisa diadakan. Qunut berawal dari apa yang dikatakan oleh Anas r.a bahwa “Telah datang suatu rombongan ke Nabi Muhammad Saw, rombongan dair orang-orang Arab Badawi itu datang untuk menemui Nabi Muhammad Saw, rombongan tersebut adalah rombongan dari ahli Najd, yaitu rakyat yang ada di pedalaman semenanjung tanah arab yang disebut sebagai Riyad. Mereka terdiri dari orang-orang badawi yang dipmpin oleh Abu Ubara’ itu datang ke Nabi Muhammad Saw, kemudian berkata hantarkan bersama kami beberapa orang yang bisa mengajar kami akan sunnah dan Al-Quran. Lalu Nabi Muhammad Saw mengantarkan kepada mereka sebanyak 70 orang laki-laki dari kalangan Anshor yang dikenali sebagai ahli Qurra’ yakni mereka yang mengaji dan membaca Al-Quran. Dari kalangan mereka, wahai bapa saudaraku (bapa saudara dari Anas r.a, yang adik beradik kepada ibunya) Haram bin Milham yang dimana mereka itu membaca Al Quran, dengan mempelajari di saat malam dan mengajinya dan ialah mereka tersebut di saat siang datang untuk mengangkut air dan mereka kemudian meletakkan air pada masjid dan mereka akan mencari kayu dan mereka kemudian menjualnya dan untuk membeli dengannya untuk makanan dan diberikan kepada ahli sufah (orang-orang yang faqir dan tak ada keluarga yang tinggal di daerah serambi rumah Nabi muhammad Saw seperti ABu Hurairah) dan orang-orang faqir lainnya. Maka Nabi Muhammad Saw mengantarkan mereka kepada golongan Qurra yakni orang Badawi. Kemudian mereka orang-orang Badawi yang kafir tersebut sudah melakukan terhadap mereka maka membunuh mereka sebelum sampai pada tempat yang akan dituju dan mereka berkata sebelum dibunuh: “Ya Allah Ya Tuhan kami, sampaikanlah berkenaan kami kepada Nabi bahwa kami sesungguhnya kami sudah menemui-Mu dan kami redha kepada Engkau dan Engkau ridha kepada kami” dan datanglah seseorang dari kalangan musuh sampai menembusnya. Lalu Haram mengatakan: “Aku sudah berjaya demi Tuhannya Kaabah”. Maka Rasulullah bersabda:”Seungguhnya wahai saudara-saudara kamu sudah dibunuh dan seungguhnya mereka sudah berdoa:”Wahai Tuhan kami, sampaikanlah berkenaan kami kepada Nabi bahwa kami sesungguhnya telah kami menemuoi ENgkau dan kami ridha kepada Engkau dan Engkau ridha kepada kami, Wahai Tuhan Kmi” (Hadits Riwayat al-Bukhari dan Muslim, dan ini lafaz muslim)

Kapan Pertama Kali Dibacakan Doa Qunut ?

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa awal mula dilakukannya pembacaan qunut oleh Rasulullah s.a.w. itu adalah ketika 40 orang atau 70 orang penghafal Qur;an dibantai oleh Bani Sulaim, Bani Ri’l dan Bani Dzakwan di dekat mata air Bir Ma’unah.

Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz dari Anas r.a., dia berkata : “Nabi s.a.w. pernah mengutus tujuhpuluh orang untuk suatu keperluan, mereka disebut sebagai qurra` (para ahli al Qur’an), mereka di hadang oleh penduduk dari bani Sulaim, Ri’l dan Dzakwan dekat mata air yang disebut dengan Bi’r Ma’unah, mereka berkata, “Demi Allah, bukan kalian yang kami inginkan, kami hanya ada perlu dengan Nabi s.a.w.” Mereka akhirnya membunuh para sahabat tersebut, maka Nabi s.a.w. mendo’akan kecelakan kepada mereka (Sulaim, Ri’l dan Dzakwan) selama sebulan pada shalat shubuh, itu adalah awal kali dilakukannya qunut, sebelumnya kami tida pernah melakukan do’a qunut.” (H.R. Bukhari No. 3779)

Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad dan ‘Affan keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Hilal dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata; “Beliau pernah mengirim utusan kepada mereka untuk mengajak memeluk Islam, namun mereka justru membunuh utusan tersebut.” ‘Affan berkata dalam haditsnya, ia berkata; Ikrimah berkata; “Ini adalah permulaan qunut.” (H.R. Ahmad No. 2610)

Artinya sebenarnya awal mula doa qunut ini dilakukan karena kaum muslimin mendapat musibah. Salah besar dan dusta yang mengatakan bahwa doa qunut dibacakan pertama kali oleh madzhab tertentu. Kenyataannya hal ini telah dilakukan oleh Rasulullah s.a.w.

MENGAPA SUBUH ADA QUNUT

Ada sebagian pendapat yg menilai bahwa membaca doa qunut pada shalat subuh bid'ah , karena menurut nabi saw, tidak pernah menjalankanya ? untuk mengetahui kebenaranya perlu dijelaskan lebih jauh ... berikut sedikit penjelasan untuk membuka wawasan kita.

PENGRTIAN QUNUT
kata qunut berasal dari kata bahasa ARAB " قنت - ىقنث - قنوت " yg artinya ta'at atau tunduk.
Adapun Qunut menurut syara adalah : berdiri lama shalat dengan membaca Doa Qunut { Mu'jam al-Wasith II/671 }

Lafadh qunut diartikan khusyu dalam shalat , tersebut dalam Firman اللة "Peliharah segala shalatmu dan periharalah shalat wustha. berdirilah karena Allah dalam shalatmu dengan khusyu "{ al -Baqarah : 238 }
Anas bin Malik ra berkata :

انة صلة علىة وسلم زفع ىدىة فى القنو ت رواه البىهقى { سنن البىهق ٢١١}

"Adalah Nabi saw mengangkat kedua tanganya disaat membaca Do" a qunut" HR. Baihaqi { Sunan Baihaqi II/211 }
Aadapun dalil-dalil yang dianjurkan qunut
1. Nabi saw, dan para sahabatnya tidak pernah meninggalkan membaca Do'a Qunut pada setiap salat subuh hingga akhir hayatnya. Anas bin Malik ra berkata :

ان النبي صله عليه وسلم قنت شهرا يدعو عليهم ثم ترك فاما في الصبح فلم يزل يقنت حتى قارق الدنيا " زوهال بيهقي والدرقتني { المجمو ع ج٣ص٥٠٤}

" Sesungguhnya Nabi saw, Qunut nazilah sebulan penuh, kemudian beliau tinggalkan Qunut Nazilah tsbt, Adapun Qunut subuh beliau tidak meninggalkan sampai akhir hayatnya " HR. Baihaqi dan Daruquthny { al-Majmu' IV/504 }
2.Nabi saw, dan para sahabatnya setiap shalat subuh membaca Do'a qunut " Allahummahdinii fiiman hadait " dalam hadits dari Abu hurrairah ra, diceritakan

كا ن زسول الله صلله عليه وسلم اذا رفع رأسه من الركوع فى صلآة الصبح فىالركعة الثنا نية رفع يديه فيدعو بهذا الدعا ء " اللهم هد نى فيمن هديت إلى آخر " زواه الحا كم وصححه

" Adalah Nabi saw, bila bangub dari ruku' dalam shalat subuh pada rakaat yg kedua beliau mengangkat kedua tangannya maka beliau membaca do,a qunut " Allaahummahdinii fiiman hadait wa-'aafinii fiiman afait." { HR. Hakim }
3. Nabi saw, mengajarkan kpd Ibnu Abbas Do'a Qunut yg dibaca dalam setiap shalat subuh. dalam hadits dari Ibnu Abbas ra, diceritakan , ia berkata :

أن النبي صلله عليه وسلم كان يعلمهم هدا الدعاء ليدعوا به في القنوت من صلآة الصبح "رواه البيهقي ( سنن ليهقى ج٢ص٢١٠)

" sesungguhnya Nabi saw , mengajarkan do'a Qunut pada shalat subuh " HR. Baihaqi { sunan Baihaqi II/211}
4. Nabi saw, disaat membaca Do'a qunut pada shalat subuh beliau mengangkat kedua tanganya , sambil berdoa . dalam Hadits dari Anas bin malik ra, ia berkata :

أنه صل وسلم رفع يديه فى القنو ت "{ رواه البيهقى سنن البيهقى ج٢ص ٢١١}

" Nabi saw, mengangkat kedua tangannya disaat membaca Do'a Qunut subuh " HR Baihaqi { Sunan Baihaqi II/211 }
5. Nabi saw, dan para sahabatnya membaca doa Do'a Qunut dala shalat subuh dan juga shalat witir dengan Do'a Allaahummahdinii fiiman hadaita..." dalam Hadits Ibnu Abbas ra, ia diterangkan ia berkata :

أن النبي ص, يقنت فى صلاة الصبح وفى الو تر بهؤلاء كلما ت " اللهم هدني فيمن هد يت إلى آخره" رواه البيهق ( سنن البيهق ج٢ص٢١٠ )

" Nabi saw , membaca doa Qunut dalam shalat subuh dan pada shalat witir dan doa yg dibaca adalh : " Allaahummahdinii fiiman hadait...." HR Baihaqi { Sunan Baihaqi II/210 }

Tokok yang sangat ditakuti oleh Wahabi


☆■☆ IMAM ABU Al-HASAN AL-ASY'ARI & ASY-ARIYYAH ☆■☆

TOKOH Satu ini yg sangat ditakuti oleh WAHABI.....
Dengan strategi licik nya WAHABI berbagai cara Menyesatkan beliau...!

Siapakah tokoh HEBAT itu..????????
Beliau adalah : IMAM ABU HASAN AL-ASY 'ARI.
Mengenal silsilah beliau...

● Nasab keturunan imam Abul Hasan al-Asy’ari ●
Beliau adalah Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdullah bin Musa bin Bilal bin Abu burdah bin Abu Musa al-Asy’ari (sahabat Rasulullah Saw).
Nama sebenar Abu Musa ialah Abdullah bin Qais dari anak al-Jamahir bin Al-Asy’ar bin Adad. Dari datuknya al-Asy’ar inilah timbulnya gelaran al-Asy’ari

● Sanad Akidah dan Hadits Abul Hasan al-Asy’ari ●
Di antara ulama besar yang menjadi guru imam Abul Hasan al-Asy’ari dalam bidang akidah dan hadits adalah :
1. al-Imam al-Hafidz Zakariya bin Yahya as-Saji (220-307 H)
2. al-Imam Abu Khalifah al-Jumahi (206-305 H)
3. Abdurrahman bin Kholaf ah-Dhabbi (w 279 H)
4. Sahal bin Nuh al-Bashri
5. Muhammad bin Ya’qub al-Maqburi.

■ Al-Imam Ibnu Qadhi Syuhbah mengatakan :

زَكَرِيَّا بن يحيى بن عبد الرَّحْمَن بن بَحر بن عدي بن عبد الرَّحْمَن أَبُو يحيى السَّاجِي الْبَصْرِيّ الْحَافِظ أحد الْأَئِمَّة الثِّقَات أَخذ عَن الْمُزنِيّ وَالربيع أَخذ عَنهُ الشَّيْخ أَبُو الْحسن الْأَشْعَرِيّ مَذْهَب أهل السّنة

“ Zakariyya bin Yahya bin Abdurrahman bin Bahr bin Adi bin Abdurrahman Abu Yahya as-Saji al-Bashri,
Seorang Hafidz dan salah satu dari para imam yang tsiqat. Mengambil ilmu dari al-Muzanni dan ar-Rabi’.
Dan Abul Hasan al-Asy’ari mengambil ilmu dari ar-Rabi’ sebagai madzhab Ahlus sunnah “.
(Thabaqat asy-Syafi’iyyah, Ibnu Qadhi Syuhbah : 1/95)

● Sanad Fiqih ●
Beliau mengambil dari imam Abi Ishaq al-Marwazi asy-Syafi’i ( w 340 H) yang mengambil dari imam Abul Abbas bin Suraij (249-306 H) yang mengambil dari imam asy-Syafi’i.

● Sanad keilmuan ●
Beliau juga mengambil dari para ulama shufi :
1. imam Junaid al-Baghdadi
2. Abu Utsman al-Hairi
3. An-Namuri
4. Ibnu Masruq
5. Abul Fawaris Syah al-Karamani
6. Dan selain mereka.
Semua guru imam Abul Hasan al-Asy’ari di atas,
Sanadnya bersambung hingga ke Rasulullah Saw.
Jika saya tulis semua biografi masing-masing gurunya, maka akan sangat panjang dijabarkan di sini.

● Abul Hasan al-Asy’ari dan al-Asy’ariyyah ●

= Syaikh Syamsuddin bin Khalkan mengatakan :

صاحب الأصول، والقائم بنصرة مذهب أهل السنة، وإليه تنسب الطائفة الأشعرية، وشهرته تغني عن الإطالة في تعريفه

“ Abul Hasan adalah pakar di bidang ushul, penegak madzhab Ahlus sunnah, dan kepadanya lah kelompok al-Asy’ariyyah dinisbatkan.
Tersohornya beliau sudah cukup untuk panjang lebar mengenalkannya “.
(Wafiyyat al-A’yan : 3/284)

= Al-Qurasyi al-Hanafi mengatakan :

صاحب الأصول الإمام الكبير وإليه تنسب الطائفة الأشعرية

““ Abul Hasan adalah pakar di bidang ushul, seorang imam yang besar dan kepadanya lah dinisbatkan kelompok al-Asy’ariyyah “.
(Al-Jawahir al-Murdhiyyah fi Thabaqatil
Hanafiyyah : 21/544)

= Abu Bakar bin Qadhi syuhbah mengatakan :

الشيخ أبو الحسن الأشعريّ البصريّ إمام المتكلمينَ وناصر سنّة سيد المرسلين، والذاب عن الدين

“ Syaikh Abul Hasan al-Asy’ari al-Bashri adalah seorang imam para ahli kalam, penolong sunnah Nabi, dan penegak agama Islam “.
( Thabaqat asy-Syafi’iyyah : 1/113 )

= Imam Muhammad as-Safaraini mengatakan :

أهل السنة والجماعة ثلاث فرق :الأثرية وإمامهم أحمد بن حنبل رضي الله عنه والأشعرية وإمامهم أبو الحسن الأشعري والماتردية وإمامهم أبو منصور الماتريدي


“ Ahlus sunnah wal Jama’ah ada tiga kelompok :
◎ Pertama kelompok al-Atsariyyah, pemimpin mereka adalah imam Ahmad bin Hanbal radhiallahu ‘anhu.
◎ Kedua kelompok al-Asy’ariyyah, pemimpin mereka adalah imam Abul Hasan al-Asy’ari.
◎ Ketiga kelompok al-Maturudiyyah, pemimpin mereka adalah imam Abu Manshur al-Maturudi “.
(Lawami’ al-Anwar : 1/73)


● Mayoritas ulama Islam adalah al-Asy’ariyyah dan al-Maturudiyyah.●

= Al-Imam Tajuddin al-Subki juga berkata:

وَهُوَ يَعْنِيْ مَذْهَبَ اْلأَشَاعِرَةِ مَذْهَبُ الْمُحَدِّثِيْنَ قَدِيْمًا وَحَدِيْثًا.

“Madzhab Asya’irah adalah madzhab para ahli hadits dulu dan sekarang”.
(Al-Subki, Thabaqat al-Syafi’iyyah al-Kubra, juz 4, hal. 32.)

= Imam Abdul Baqi al-Ba’li al-Hanbali mengatakan :

وللكلام على المقصد الثاني تقدمة،وهي أن طوائف أهل السنة ثلاثة:أشاعرة وحنابلة وماتريدية

“ Untuk pembicaraan tujuan kedua telah ada pendahuluannya yaitu sesungguhnya kelompok Ahlus sunnah itu ada tiga :
Asya’irah, Hanabilah dan Maturudiyyah “.
( Al-‘Ain wa al-Atsar : 59 )
= Muhammad bin Ibrahim Ibnul Wazir al-Yamani mengatakan :

اتفق أهل السنة : من أهل الأثر والنظر والأشعرية على أن الإرادة لا يصح أن تضاد العلم ولا يريد الله تعالى وجود ما قد علم أنه لا يوجد

“ Ahlus sunnah : Dari kalangan Ahlul Atsar, Nadzar dan al-Asy’ariyyah sepakat bahwasanya iradah itu tidak sah berlawanan dengan ilmu Allah dan Allah Ta’ala tidak berkhendak mewujudkan sesuatu yang Dia telah ketahui bahwasanya sesuatu itu tidak akan diwujudkan ".
( Itsar al-Haq : 250 )
= Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan :

البخاري في جميع ما يورده من تفسير الغريب إنما ينقله عن أهل ذلك الفن كأبي عبيدة والنضر بن شميل والفراء وغيرهم , وأما المباحث الفقهية فغالبها مستمدة له من الشافعي وأبي عبيـد وأمثالهـما , وأما المسائـل الكلامية فأكثرها من الكرابيـسي وابن كُـلاَّب ونحـوهما

“ imam Bukhari di semua apa yang ia bawakan dari tafsir yang gharib, sesungguhnya ia menukilnya dari para ulama yang pakar di bidangnya tersebut seperti Abu Ubaidah, an-Nadhar bin Syamil, al-Farra dan selain mereka.
Adapun pembahasan fiqih, maka kebanyakannya beliau bersandar kepada imam Syafi’i, Abu Ubaid dan semisalnya. Adapun masalah kalam / tauhid,
Maka kebanyakannya beliau mengambilnya dari al-Karabisi dan Ibnu Kullan dan selainnya “.
(Fath al-Bari : 1/293)

⊙⊙⊙⊙⊙
Dari penejelasan para ulama besar di atas, menajdi jelas bagi kita bahwasanya kelompok al-Asy’ariyyah dan al-Maturudiyyah adalah:
Kelompok terbesar dan mayoritas di seluruh belahan dunia ini sejak masa Abul Hasan al-Asy’ari yang mengikuti akidah ulama salaf sebelumnya hingga masa sekarang ini.
Para sahabat dan tabi’in adalah para pewaris dan penjaga ilmu agama terdahulu (mutaqaddimin),
Sedangkan al-Asy’ariyyah dan al-Maturudiyyah adalah para pewaris dan penjaga ilmu agama belakangan (mutaakhkhirin).

~ RENUNGKAN ~
** Jika anda mau merenungi dan melihat kelompok al-Asy’ariyyah dan al-Maturudiyyah,
Maka akan mengetahui bahwa mereka adalah para pembawa warisan ilmu Nabi Saw.
Mereka adalah para perawi hadits:
Imam Bukhari,
Imam Muslim,
Abu Dawud,
At-Tirmidzi,
An-Nasai,
Ibnu Majah,
Imam Malik,
Imam Ahmad bin Hanbal,
Ath-Thabrani,
Ad-Daruquthni,
Sa’id bin Manhsur,
Ibnu Khuzaimah,
Ibnu Hibban,
Ath-Thayalisi,
Abu ‘Awanah,
Ad-Darimi,
Al-Bazzar,
Abu Ya’la dan lainnya.
Mereka kalangan al-Asy’ariyyah dan al-Maturudiyyah menjadi para perawi Imam-Imam Hadits tersebut.

** Tidak Ditemukan satu sanad pun yang menyampaikan pada satu kitab, Kecuali sanadnya ada dari kalangan al-Asy’ariyyah atau al-Maturudiyyah.
Dan anda akan menemukan bahwa mereka adalah para perawi kitab hadits dan para pensyarah al-Bukhari seperti:
Al-Kirmani,
Ibnu Baththal,
Ibnul Arabi,
Ibnu ath-Thin,
Al-‘Aini,
Al-Qasthalani dan lainnya.
Para pensyarah Muslim seperti:
Imam Nawawi,
‘Iyadh,
Al-Qurthubi,
Al-Ubay,
As-Sanusi dan selainnya,
Demikianlah seterunsya anda akan menemukan bahwa merekalah para perawi dan pensyarah hadits.
Mereka para musnid (pemilik sanad) kepada kitab-kitab hadits dan syarahnya. Mereka juga para perawi al-Quran dengan qiro’ahnya dan paa penafsir al-Quran.

= Setiap orang di muka bumi ini yang membaca al-Quran dengan qiro’ah riwayat Hafsh dari ‘Ashim,
Maka sudah pasti dan wajib sanadnya melalui
Al-Muzahi,
Al-Asqathi,
Asy-Syibramilisi,
Abdurrahman al-Yamani,
An-Nashir ath-Thbalawi d
Syaikh Islam Zakariyya al-Anshari.
Sedangkan mereka semua adalah dari kalangan al-Asy’ariyyah.
= Demikian juga dalam ilmu Nahwu dan para pengarang kamus Mu’jam, seperti:
Al-Jauhari,
Ibnu Mandzhur,
Al-Fairus Abadi,
Al-Fayumi,
Az-Zubaidi,
Mereka semua dari kalangan al-Asy’ariyyah.
Anda juga akan mendapatkan bahwa para ulama ahli fiqih madzhab Malikiyah, Syafi’iyyah, Fudhala Hanabilah adalah mayoritas dari kalangan al-Asy’ariyyah,
Sedangkan Hanafiyyah dari kalangan al-Maturudiyyah. Demikian juga dalam ilmu hadits,
Semua dari kalangan al-Asy’ariyyah atau al-Maturudiyyah.
________________________________________________
☆☆☆☆☆

● ULAMA-ULAMA PENGANUT ASY'ARIYAH
Ibnu Taimiyyah berkata:

والعلماء أنصار علوم الدين والأشاعرة أنصار أصول الدين – الفتاوى الجزء الرابع

“Para ulama adalah pembela ilmu agama dan al-Asya’irah pembela dasar-dasar agama (ushuluddin) - (Al-Fataawaa, juz 4)

Sesungguhnya mereka (penganut madzhab al-Asya’irah) terdiri dari tokoh-tokoh hadits (Muhadditsin),
Para Ahli fiqih dan para Ahlitafsir dari kalangan tokoh Imam-imam yang utama (yang menjadi panutan dan sandaran para ulama lain) seperti :
-] Syaikhul Islam Ahmad ibn Hajar al-‘Asqalani رحمه الله, tokoh hadits yang tidak dipertikaikan lagi sebagai gurunya para ahli hadits, penyusun kitab Fathul Baari ‘ala Syarhil Bukhaari. Bermazhab Asya’irah. Karyanya sentiasa menjadi rujukan para ulama’.
-] Syaikhul Ulama Ahl as-Sunnah, al-Imam an-Nawaawi رحمه الله, penyusun Syarh Shahih Muslim, dan penyusun banyak kitab yang masyhur. Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Syaikhul Mufassirin al-Imam al-Qurthubi رحمه الله
penyusun tafsir al-Jaami’ li Ahkaamil Qur’an. Beliau bermazhab Asya’irah.


● ULAMA-ULAMA BERMADZHAB AL-ASYA'IRAH ●

-] Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haithami رحمه الله, penyusun kitab az-Zawaajir ‘an al-Iqtiraaf al-Kabaa’ir. Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Syaikhul Fiqh wal Hadits al-Imam al-Hujjah wa ats-Tsabat Zakaaria al-Anshari رحمه الله Beliau bermazhab Asya’irah.
-] Al-Imam Abu Bakar al-Baaqilani رحمه الله
-] Al-Imam al-Qashthalani رحمه الله
-] Al-Imam an-Nasafi رحمه الله
-] Al-Imam asy-Syarbini رحمه الله
-] Abu Hayyan an-Nahwi رحمه الله, penyusun tafsir al-Bahr al-Muhith.
-] Al-Imam Ibn Juza رحمه الله, penyusun at-Tashil fi ‘Uluumittanziil.
::: Peringkat Pertama : Dari Kalangan Murid Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari
* Abu Abdullah bin Mujahid Al-Bashri
* Abu Al-hasan Al-Bahili Al-Bashri
* Abu Al-Hasan Bandar bin Al-Husein Al-Syirazi As-Sufi
* Abu Muhammad At-Thobari Al-‘Iraqi
* Abu Bakr Al-Qaffal As-Syasyi
* Abu Sahl As-So’luki An-Naisaburi
* Abu Yazid Al-Maruzi
* Abu Abdillah bin Khafif As-Syirazi
* Abu Bakr Al-Jurjani Al-Isma’ili
* Abu Al-Hasan Abdul ‘Aziz At-Thobari
* Abu Al-Hasan Ali At-Thobari
* Abu Ja’far As-Sulami Al-Baghdadi
* Abu Abdillah Al-Asfahani
* Abu Muhammad Al-Qursyi Al-Zuhri
* Abu Bakr Al-Bukhari Al-Audani
* Abu Al-Manshur bin Hamsyad An-Naisaburi
* Abu Al-Husein bin Sam’un Al-Baghdadi
* Abu Abdul Rahman As-Syaruthi Al-Jurjani
* Abu Ali Al-Faqih Al-Sarkhosyi
::: Peringkat Kedua,
* Abu Sa’ad bin Abi Bakr Al-Isma’ili Al-Jurjani
* Abu Thayyib bin Abi Sahl As-So’luki An-Naisaburi
* Abu Al-Hasan bin Daud Al-Muqri Al-Darani Ad-Dimasyqi
* Al-Qodhi Abu Bakr bin At-Thoyyib bin Al-Baqillani
* Abu ‘Ali Ad-Daqqaq An-Naisaburi (guru Imam Al-Qusyairi)
* Al-Hakim Abu Abdillah bin Al-Bai’e An-Naisaburi
* Abu Manshur bin Abi Bakr Al-Isma’ili
* Al-Ustaz Abu Bakr Furak Al-Isfahani
* Abu Sa’ad bin Uthman Al-Kharkusyi
* Abu Umar Muhammad bin Al-Husein Al-Basthomi
* Abu Al-Qasim bin Abi Amr Al-Bajli Al-Baghdadi
* Abu Al-Hasan bin Maysazah Al-Isfahani
* Abu Tholib bin Al-Muhtadi Al-Hasyimi
* Abu Mu’ammar bin Abi Sa’ad Al-Jurjani
* Abu Hazim Al-‘Abdawi An-Naisaburi
* Al-Ustaz Abu Ishaq Al-Isfara’ini
* Abu ‘Ali bin Syazan Al-Baghdadi
* Abu Nu’aim Al-Hafiz Al-Isfahani
* Abu Hamid Ahmad bin Muhammad Al-Istawa’ie Ad-Dalwi
::: Peringkat ketiga,
* Abu Al-Hasan As-Sukri Al-Baghdadi
* Abu Manshur Al-Ayyubi An-Naisaburi
* Abu Muhammad Abdul Wahab Al-Baghdadi
* Abu Al-Hasan An-Na’imi Al-Bashri
* Abu Thohir bin Khurasah Ad-Dimasyqi
* Al-Ustaz Abu Manshur An-Naisaburi
* Abu Dzar Al-Haraqi Al-Hafiz
* Abu Bakr Ad-Dimsyaqi (Ibn Al-Jurmi)
* Abu Muhammad Al-Juwaini (ayahnda Imam Al-Haramain Al-Juwaini)
* Abu Al-Qasim bin Abi Uthman Al-Hamdani
* Abu Ja’far As-Samnani
* Abu Hatim At-Thobari Al-Qozwini
* Abu Al-Hasan Rasya bin Nazhif Al-Muqri
* Abu Muhammad Al-Isfahani (Ibn Al-Laban)
* Abu Al-Fath Salim bin Ayyub Al-Razi
* Abu Abdillah Al-Khobazi Al-Muqri
* Abu Al-Fadhl bin ‘Amrus Al-Baghdadi Al-Maliki
* Al-Ustaz Abu Al-Qasim Al-Isfarayini
* Al-Hafiz Abu Bakr Al-Baihaqi (pemilik Al-Asma’ wa As-Sifat)
::: Peringkat keempat,
* Abu Bakr Al-Khatib Al-Baghdadi
* Al-Ustaz Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
* Abu ‘Ali bin Abi Harishoh Al-Hamdani Ad-Dimasyqi
* Abu Al-Muzhoffar Al-Isfara’ini
* Abu Ishaq Ibrahim bin ‘Ali As-Syirazi
* Imam Al-Haramain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini
* Abu Al-Fath Nasr bin Ibrahim Ad-Dimasyqi
* Abu Abdillah At-Thobari
::: Peringkat kelima,
* Abu Al-Muzoffar Al-Khowafi
* Al-Imam Abu Al-Hasan At-Thobari (Balika Al-Harrasi)
* Hujjatul Islam Al-Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali
* Al-Imam Abu Bakr Al-Syasyi
* Abu Al-Qashim Al-Anshori An-Naisaburi
* Al-Imam Abu Nasr bin Abi Al-Qasim Al-Qusyairi
* Al-Imam Abu ‘Ali Al-Hasan bin Sulaiman Al-Isbahani
* Abu Sa’id As-ad bin Abi Nashr bin Al-Fadhl Al-‘Umri
* Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Yahya Al-Uthmani Ad-Dibaji
* Al-Qadhi Abu Al-‘Abbas Ahmad bin Salamah (Ibn Al-Ratbi)
* Al-Imam Abu Abdillah Al-Farawi
* Imam Abu Sa’ad Isma’il bin Ahmad An-Naisaburi Al-Karmani
* Imam Abu Al-Hasan Al-Sulami Ad-Dimasyqi
* Imam Abu Manshur Mahmud bin Ahmad Masyazah
* Abu Al-Fath Muhammad bin Al-Fadhl bin Muhammad Al-Isfara’ini
* Abu Al-Fath Nasrullah bin Muhammad Al-Mashishi
::: Peringkat keenam,
* Al-Imam Fakhruddin Al-Razi (pemilik At-Tafsir Al-Kabir dan Asas At-Taqdis)
* Imam Saifullah Al-Amidi (empunya Abkar Al-Afkar)
* Sulton Al-Ulama’ Izzuddin bin Abdil Salam
* Sheikh Abu ‘Amr bin Al-Hajib
* Sheikhul Islam Izzuddin Al-Hushairi Al-Hanafi (pemilik At-Tahsil wal Hashil)
* Al-Khasru Syahi
::: Peringkat ketujuh,
* Sheikh Taqiyuddin Ibn Daqiq Al-‘Idd
* Sheikh ‘Ala’uddin Al-Baji
* Al-Imam Al-Walid Taqiyuddin Al-Subki (murid Sheikh Abdul Ghani An-Nablusi)
* Sheikh Shofiyuddin Al-Hindi
* Sheikh Shadruddin bin Al-Marhal
* Sheikh Zainuddin
* Sheikh Shodruddin Sulaiman Abdul Hakam Al-Maliki
* Sheikh Syamsuddin Al-Hariri Al-Khatib
* Sheikh Jamaluddin Az-Zamlakani
* Sheikh Jamaluddin bin Jumlah
* Sheikh Jamaluddin bin Jamil
* Qodhi Al-Quddho Syamsuddin As-Saruji Al-Hanafi
* Al-Qadhi Syamsuffin bin Al-Hariri
* Al-Qodhi ‘Addhuddin Al-Iji As-Syirazi (pemilik kitab Al-Mawaqif fi Ilm Al-Kalam)
::: Dan sebagainya… Nafa’anaLlahu bi ulumihim wa barakatihim.. amin….....
■■■■■■■■

~ PENJELASAN ~
Sungguh tidaklah anda membaca satu kitab hadits pun dengan sanadnya,
Terkecuali pasti akan melalui perawi yang berakidahkan
Al-Asy’ariyyah atau Al-Maturudiyyah dan bersandar kepada mereka.

● Maka Bagi Kaum Wahabi Talafi yg mengaku-ngaku Pemahaman paling Benar, Penegak Sunah, dan telah menghina dan Mengatakan Bahwa
Al-Asy’ariyyah atau al-Maturudiyyah
"BUKAN AHLU SUNAH WAL JAMA'AH"..........
Maka mereka adalah para pembual dan pecundang,
Kenapa demikian....???
Karena al-Asy’ariyyah dan al-Maturudiyyah mengisi di semua bidang keilmuan agama,
Mereka al-Asy’ariyyah dan al-Maturudiyyah adalah:
Para perawi dan penaqal hadits,
Para pensyarah hadits,
Para perawi qiro’ah al-Quran,
Para ulama ahli fiqih,
Paara ulama ahli Nahwu dan lainnya.
Semua pintu dan gerbang-gerbang keilmuan Tabi’in, Sahabat dan Rasulullah Saw, Sebagian besar akan melalui ulama dari Al-Asy’ariyyah dan Al-Maturudiyyah.
Tanyakan kepada mereka yang belajar al-Quran,
Sebutkan sanad mereka sampai kepada Nabi atau sahabat atau tabi’in,
Maka sudah pasti dalam sanad itu ada dari kalangan
Al-Asy’ariyyah atau Al-Maturudiyyah,
Demikian juga orang yang belajar ilmu Fiqih, Hadits, dan Bahasa.

~ PESAN ~
Nasihatku untuk Kaum Wahabi Talafi para Penghina dan Pencela al-Asy’ariyyah dan al-Maturudiyyah :
1. Jangan Kalian Memakai Dalil dari ulama Hanafiyyah,
Sebab mereka dari kalangan al-Asy’ariyyah dan Maturudiyyah,
Mereka juga ada yang dari kalangan shufiyyah.
2. Jangan kalian Memakai Dalil dari ulama Malikiyyah, karena mereka justru semuanya dari kalangan
Al-Asy’ariyyah.
3. Jangan Mengambil dalil dari ulama Syafi’iyyah,
Karena mereka Mayoritasnya dari kalangan Al-Asy’ariyyah dan Sebagian dari kalangan Shufiyyah.
4. Jangan Mengambil Dalil dari ulama Hanabilah,
Karena mayoritas mereka adalah dari kalangan Shufiyyah dan Mufawwidhah.
Jika Kaum Wahabi Talafi Mengambil Dalil-Dalil dr Ulama
Al-Asy'ariyah dan Al-Maturidiyyah.....
Berarti Mereka adalah Kaum PECUNDANG...!!.

Semoga bermanfaat.

Sabtu, 07 Januari 2017

Ibnu Taymiah menfatwakan anak boleh bunuh ayahnya jika




Ibnu Taymiah menfatwakan anak boleh bunuh ayahnya jika si anak anggap si ayah itu musyrik/kafir.
(Majmuk Fatawa Ibnu Taimiah J14 MS478).

Berarti aliran2 syetan yang menghalalkan darah selain golongan atau kelompoknya itu mengambil fatwanya wak taimiyah rupanya. Welehweleh...


Semoga bermanfaat.