Sabtu, 03 September 2016

Arifin Ilham dan Khalid Basalamah wahabi

Ustadz Arifin Ilham Hina dan Rendahkan Nabi saw

 Arifin Ilham bersama Wahabi Khalid Basalamah


Menurut hemat kami pengungkapan video ini momentumnya sangatlah tepat dimana gerakan dan gejala penyesatan, pengkafiran dan Intoleransi semakin meluas di negeri ini terutama seperti yang dilakukan oleh Ustadz Arifin Ilham dan kawan-kawan dalam merespon dan menanggapi insiden adz-Zikra. Jangan sampai ketika ada penafsiran secara serampangan dari ayat-ayat al-Qur’an yang berimplikasi kepada merendahkan an-Nabi saw dan oleh umat diamini begitu saja karena yang menyatakannya adalah figur terpandang. Konsistenlah kepada kebenaran bukan kefanitakkan kepada seorang figur semata.

Sebenarnya video ini tidak terlalu lama rata-rata diunggah pada akhir tahun 2014 hanya saja kurang diperhatikan potongan-potongan percakapannya dan kurang terblow up.

Ustadz Arifin Ilham setelah insiden adz-Zikra bersama tokoh-tokoh Takfiri dan Intoleran lainnya gigih memprovokasi umat bahkan dengan emosional mengajak jihad memerangi Kaum Muslim Syi’ah yang notabene sesama Ahlul Qiblah dan sama-sama Kaum Muslimin.

Insiden itu patut disayangkan baik dari pihak yang melakukan “penyerangan” atau pihak adz-Zikra yang sedari awal telah memprovokasi kebencian sektarian dengan berbagai cara seperti dalam situs resminya yang mengatakan bahwa Syi’ah adalah bukan Islam, hate speech, pemasangan spanduk anti Syi’ah dan lain-lain.

Tetapi sekali lagi ulah sebagian oknum tidak bisa digeneralisir sebagai perseteruan antara Ahlussunnah dan Syi’ah. Penggiringan opini ini dimanfaatkan oleh kelompok Wahabi Takfiri seperti Abu Jibril, Farid Ahmad Okbah dan lain-lain yang ingin menjadikan momentum ini sebagai semangat solidaritas atas nama “Ahlussunnah”.

Poin pentingnya Ustadz Arifin Ilham harus menyadari bahwa sesungguhnya kelompok intoleran wahabi memanfaatkan beliau untuk isyu Sunnah-Syi’ah dimana sejak dulu zikir berjamaahnya Ustadz Arifin sudah di bid’ahkan dan disesatkan oleh Kelompok intoleran ini tetapi demi menjadikan Syi’ah sebagai musuh bersama Wahabi Salafi merapat ke Ustadz Arifin Ilham seolah-olah mereka adalah suara mayoritas dan sentimen mazhab mereka mainkan.

Harus ada upaya dan propaganda yang seimbang melawan segala bentuk intoleransi demi Indonesia damai. Intoleransi sejatinya beriringan dengan anti akal sehat dan semangat memecah-belah umat. Kesamaan pandang dalam mengagungkan dan memuliakan Nabi saw adalah modal utama Ukhuwah dan harus selalu disuarakan.


Kata Wahabi "PELAKU BID’AH ADALAH SESAT DAN PENGHUNI NERAKA"

Kelompok Intoleran Wahabi sepakat tentang bid’ah dan sesatnya zikir berjama’ah ala Ustadz Arifin Ilham. Mereka mengatakan Muhammad Arifin Ilham telah melakukan talbis (pemutarbalikan, red) terhadap kaum muslimin untuk mendukung kebid’ahan yang mereka kerjakan dengan dalil-dalil yang menyebutkan keutamaan majelis dzikir, dalam keadaan tidak tahu atau pura-pura tidak tahu tentang majelis dzikir yang difahami oleh salafus shaleh. Karena majelis dzikir yang dipahami oleh salafus shaleh ini adalah majelis ilmu dan mempelajari Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam atau yang sejenisnya.

Abu Hazzan ‘Atha` pernah ditanya:”Apakah Majelis Dzikir itu?” Beliau menjawab:

مَجْلِسُ الْحَلاَلِ وَالْحَرَامِ وَكَيْفَ تُصَلِّي وَكَيْفَ تَصُوْمُ وَكَيْفَ تَنْكِحُ وَكَيْفَ تَطْلُقُ وَتَبِيْعُ وَتَشْتَرِي

“Yaitu majelis tentang halal dan haram. Majelis yang mengajari bagaimana kamu shalat, puasa, menikah, talak, dan bagaimana kamu berjual-beli.” (Al Hilyah 3/313).

Sa’id bin Jubair mengatakan :

كُلُّ عَامِلٍ للهِ بِطَاعَةِ اللهِ فَهُوَ ذَاكِرٌ للهِ

“Semua yang melakukan ketaatan kepada Allah karena Allah, maka dia adalah orang yang berdzikir kepada Allah.”(Al Adzkar 7).

Abdullah bin Umar Radhiallahu’anhu berkata:

كُلَّ بٍدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَة

“Setiap bid’ah itu sesat walaupun orang-orang menganggapnya baik” (Shahih, sebagaimana penilaian Al Albani dalam takhrij kitab Ishlaahul Masajid hal 13 milik Syaikh Jamaluddin Al Qashimi)

Ustadz Arifin IIlham bikin ulah lagi, sekarang sudah berani menghina dan merendahkan Rasulullah saw, bahkan dia berani memlintir terjemahan kalimat untuk menghina Baginda Nabi saw demi menutupi kelemahan dirinya dalam berbuat adil dengan kedua istrinya, disengaja atau tidak disengaja faktanya adalah demikian tanpa penambahan dan tanpa pengurangan, kalimat yang dia plintir sebagai berikut:

لن تستطیعوا ان تعدلوا بین النساء ولو حرصتم

Ustadz Arifin Ilham menerjemah kailimat diatas pada lafadz

( لن تستطیعوا ان تعدلوا)

sebagai berikut : Hai,, Muhammad,, kamu tidak akan pernah mampu berbuat adil”

Padahal kalimat diatas kalau dilihat dari segi gramatik arabnya akan tidak pas kalau diterjemahkan seperti diatas, karena, kalimat tersebut menunjukkan jama’ bukan mufrad, maka jelaslah yg jadi khithab pada klimat diatas bukanlah Rasulullah Saww akan tetapi kaum laki-laki yg diluar Rasulullah Saw.

kalimat tersebut diatas lebih sebagai penegasan bagi ayat al-nisa ayat 3, - silahkan baca ayatnya-.

Dan andai pun Ustadz Arifin Ilham memasukan kalimat diatas dalam konsep balaghah

” اطلاق الکل واراده الجزء”

maka hal ini akan tambah memperparah penafsiran lagi, karena hal itu akan berdampak pada penokakan terhadap surat al-nisa ayat 3.

Surat An-Nisa' Ayat 3

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Surat An-Nisa' Ayat 129
 

وَ لَنْ تَسْتَطيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّساءِ وَ لَوْ حَرَصْتُمْ فَلا تَميلُوا کُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوها کَالْمُعَلَّقَةِ وَ إِنْ تُصْلِحُوا وَ تَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ کانَ غَفُوراً رَحيماً

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nisa: 129]

Semoga Laknat Allah bagi orang yang merendahkan dan menghina Nabi-Nya…

Link asal : 
/https://satuislam.wordpress.com/2015/02/22/ustadz-arifin-ilham-hina-dan-rendahkan-nabi-saw/

Semoga menjadi bekal pengetahuan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar