Ketahuilah, hukum berkumpul dan membaca Al-Qur’an serta dzikir untuk mayit adalah boleh. al-Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani berkata :
العادة الجارية في بعض البلدان من الإجتماع في المسجد لتلاوة القرأن على الأموات. وكذلك في البيوت وسائر الإجتماعات التي لم ترد فى الشريعة, لاشك إن كانت خالية عن معصية سليمة من المنكرات فهي جائزة لأن الإجتماع ليس بمحرم بنفسه لاسيما اذا كان لتحصيل طاعة كالتلاوة ونحوها ولايقدح في ذلك كون تلك التلاوة مجعولة للميت فقد ورد جنس التلاوة من الجماعة المجتمعين كما في حديث اقرؤوا يـس على موتاكم وهو حديث صحيح ولافرق بين تلاوة يـس من الجماعة الحاضرين عند الميت او على قبره وبين تلاوة جميع القرأن او بعضه لميت في مسجده او بيته
Kebiasaan di sebagian negara mengenai perkumpulan atau pertemuan di masjid, rumah, di atas kubur, untuk membaca al-Qur’an yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal dunia, tidak diragukan lagi hukumnya boleh (jaiz) jika di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan dan kemungkaran, meskipun tidak ada penjelasan (secara dzahir) dari syari’at.Kegiatan melaksanakan perkumpulan itu pada dasarnya bukanlah sesuatu yang haram (muharram fi nafsih), apalagi jika di dalamnya diisi dengan kegiatan yang dapat menghasilkan ibadah seperta membaca Al-Qur’an atau lainnya.
Dan tidaklah tercela menghadiahkan pahala membaca Al-Qur’an atau lainnya kepada orang yang telah meninggal dunia. Bahkan ada beberapa jenis bacaan yang didasarkan pada hadits shohih seperti اقرؤوايس على موتاكم (bacalah surat Yasin kepada orang yang mati di antara kamu). Tidak ada bedanya apakah pembacaan surat Yasin tersebut dilakukan bersama-sama di dekat mayit atau di atas kuburnya, dan membaca Al-Qur’an secara keseluruhan atau sebagian, baik dilakukan di masjid atau di rumah”.
Sumber : Ar-Rasail As-Salafiyah, Hal. 46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar