Assalaamu’alaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh Kalau sampai seperti ISIS terjadi di
Indonesia, bisa lebih parah dari Timur Tengah, ka...
elhooda.net|Oleh Ngaji Yuk!
Awal Mula Ideologi ISIS dan Cara Pencegahannya
Assalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Kalau sampai seperti ISIS terjadi di Indonesia, bisa lebih parah dari Timur Tengah, karena di Indonesia adalah negara kepulauan, dan tanda-tanda perpecahan itu sudah ada. Kantong –kantong yang menyediakan perpecahan itu sudah tersedia.
Nah, tetapi sesungguhnya untuk mencegah ini bukan barang gampang karena sudah terlanjur masuk. Terutama pada masa reformasi ini dengan berlindung kepada HAM, fikiran tidak bisa diadili, semua baru kriminal kalau dia melakukan tindakan, maka embrio-embrio ini dengan bebas tumbuh.
Saya setuju, awal dari segalanya adalah karena MANHAJ TAKFIRIYAH, pemikiran mengkafirkan orang di luar keyakinannya. Sehingga orang yang TAKFIRIYAH ini pekerjaannya mengkafirkan orang Islam. Ini bedanya Wali Songo waliyulloh dengan Wali Jenggot itu di sini. Kalau Wali Songo itu berusaha bagaimana mengislamkan orang kafir. Pelan-pelan dida’wahi sampai Indonesia menjadi 90% Islam yang asalnya tidak Islam dan itu dilakukan tanpa perang. Yang ada perang kerajaan, perang kekuasaan, dan perang melawan penjajah. Tidak ada yang namanya perang agama. Itu bisa 90% masuk Islam. Lha sekarang ini bukan orang kafir dimasukkan Islam tapi orang Islam dikafir-kafirkan, sehingga yang masuk surga hanya dia saja. Kok ndak takut…. kok ndak takut masuk surga sendirian….?
(disambut tawa oleh yang hadir).
Nah, dari TAKFIRIYAH IDIOLOGI, dia akan bergeser ke TAKFIRIYAH HUKMIYAH, TAKFIRIYAH SECARA HUKUM FORMAL. Sedikit-sedikit kalau melakukan ini dan itu KAFIR dan sebagainya. Mauludan kafir. Tapi saya tidak pernah percaya kalau mauludan itu dikafirkan, karena yang mengkafirkan itu adalah negara yang setiap tahun memperingati Kerajaannya. Apa bedanya memperingati raja dengan memperingati kelahiran Rosululloh SAW. Kan lebih agung memperingati Maulid Nabi. Lha saya setiap tahun kan dapat undangan At-TSUROOT itu dari Kedutaan.
Karena hukum ini menjadi hukum hitam putih, maka tidak ada keseimbangan antara hukum dan da’wah, tidak ada keseimbangan antara Punishment dan Al-Irsyad. Jadi tempat pembinaan itu menjadi tidak ada, yang ada adalah Punishment , maka pasti terjadi konflik sosial di situ, gesernya.
Nah. Konflik sosial ini membesarnya adalah konflik antara pemikiran tadi dengan keselamatan negara. Sehingga sampai pada titik ini posisi agama dan negara itu sebetulnya di mana??? Kalau orang tadi disebut sebagai moderat, itu bagaimana nilai-nilai agama masuk ke negara dan bagaimana negara melindungi agama itu.
Tetapi yang sekarang terjadi adalah agama dihadapkan kepada negara, maka negara menjadi penindas agama, agama menjadi pemberontak negara. Dalam kondisi ini dalam jangka panjang pasti membahayakan Republik Indonesia. Nah, oleh karenanya gambaran ini harus dimulai dari mana kita menyelesaikannya.
Saya setuju karena ini sebetulnya berasal dari mainsheet. Sebelum ada polisisasi, sebelum ada inteligen, sebelum ada apa…….. ia bermula dari itu. Tapi yang menyentuh mengurai masalah kesalahan teologi ini tidak ada secara aktif di Indonesia. Mestinya NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah yang dimodali oleh negara untuk memberesi ini. Karena mereka yang kasar itu dimodali oleh asing. Jadi kita tidak usah anti asing sementara kita menerima uang asing. Yang tidak ASING yang betul-betul made in Indonesia itu NU dan Muhammadiyah.
Oleh: KH Hasyim Muzadi, Wakil Rais Aam PBNU/ Mantan Ketua Umum PBNU, dipaparkan dalam acara Indonesa Lawyer Club (ILC) TVOne dengan tema “ISIS Mengancam Kita?” pada 24 Maret 2015. Dialihtuliskan oleh Nashrul Mukmin, Densus 313 Poros Anti Gerakan Wahabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar