Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Salam dan doa kami haturkan. Semoga kita tetap dalam lindungan Allah
SWT., sehingga seluruh aktivitas dapat terealisasi dengan baik dan
bernilai ibadah di sisiNya. Amin.
Segala puja dan puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
nikmatNya sehingga kita tetap bisa menjalankan perintahNya. Shalawat
beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita,
Sayyidina Muhammad SAW. yang telah diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Berangkat dari keresahan umat Islam, khususnya umat Islam di Pamekasan,
dengan kedatangan Ahmad Zainudin, Lc., yang didatangkan oleh DKM
Masjid Ridwan Jl. Pangeran Diponegoro No. 103 Pamekasan, yang mana
beliau pernah menyatakan dengan gamblang di YouTube tentang
keburukan
Maulid Nabi SAW, yang isinya antara lain:
- Perayaan maulid Nabi terkadang menjadi sarana penghantar menuju kesyirikan kepada Allah,
- Menjadi sarana penghinaan kepada Nabi,
- Berkumpul-kumpul memperingati kelahiran Nabi adalah mengada-ada dan bid’ah,
- Orang yang merayakan maulid Nabi dianggap bergembira atas wafatnya Rasulullah
Pernyataan tersebut sangat melukai dan menyakiti mayoritas umat Islam di
Pamekasan, khususnya insan pesantren yang semuanya melaksanakan dan
mengagungkan maulid nabi.
Oleh karena itu, maka dengan tanggap Gerakan Santri dan Pemuda Rahmatan
Lil ‘Alamin (GASPER) menyikapinya melalui surat yang dilayangkan kepada
Ustadz Ahmad Zainudin, Lc. tertanggal 07 Maret 2015 untuk mengadakan
dialog ilmiah terbuka di hadapan publik dan meminta beliau guna
mempertanggung jawabkan pernyataannya di YouTube.
Setelah pihak DKM Masjid Ridwan melakukan komunikasi dengan kami, lalu
mengajak untuk “duduk bareng” di suatu rumah tertentu yang sifatnya
tertutup dan kami tidak tau itu rumah siapa. Namun kami menolak karena
tidak ada kesepakatan sebelumnya. Setelah itu datanglah Ustadz Ahmad
Zainudin, Lc. dari arah barat Jl. Pangeran Diponegoro Pamekasan, maka
saat itulah kami bertemu dan menyampaikan keinginan kami sesuai dengan
isi surat. Dalam pernyataannya saat itu beliau tetap bersikukuh dan
bahkan mengokohkan isi ceramahnya di YouTube mengenai keburukan maulid
Nabi.
Disaat itu tiba-tiba dari salah-satu pendamping beliau membentak-bentak
kami sehingga menimbulkan adu mulut dan situasi sempat memanas sehingga
menarik perhatian masyarakat yang melintas di jalan tersebut. Saat itu
pula kami meminta kepada Ustadz Ahmad Zainudin, Lc. untuk tidak datang
lagi ke Pamekasan karena isi ceramahnya yang melukai umat Islam,
khususnya di Pamekasan.
Saat situasi mulai tidak kondusif, kami berinisiatif membubarkan diri
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, namun tanpa disangka
setelah kami sampai di Jl. Jembatan Baru diberhentikan Polisi dan
mengajak kami untuk menyelesaikan di POLRES, padahal menururut kami
permasalahan ini sudah selesai. Ketika Polisi mengarahkan kami menuju
POLRES, anehnya jamaah Masjid Ridwan yang mengejar kami justru
mengarahkan kearah yang berlawanan dengan arah POLRES (arah yang bisa
menuju kembali ke Masjid Ridwan). Akan tetapi, kami terus mengikuti
arahan Polisi untuk menuju POLRES karena khawatir jika kembali ke Masjid
Ridwan akan berpotensi hal-hal yang tidak diinginkan.
Alhhamdulillah, di POLRES proses mediasi berjalan dengan baik dan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut:
- Melaksanakan dialog terbuka dihadapan Publik antara GASPER dengan Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.
- POLRES siap menfasilitasi tempat dialog dan siap menjamin keamanan bagi semua pihak.
- Mengatur ulang jadwal dialog terbuka dihadapan publik dengan melayangkan surat ke pihak-pihak terkait.
Atas semua hasil mediasi, GASPER sudah menindaklanjuti
kesepakatan-kesepakatan sesuai dengan arahan POLRES, namun sungguh kami
sesalkan, beberapa hari kemudian pihak DKM Masjid Ridwan mengeluarkan
surat terbuka yang isinya sangat mencederai kesepakatan hasil mediasi.
Mereka malah memutar-balikkan fakta dengan menganggap GASPER sebagai
perusuh, pereman, santri dan pemuda yang tidak beradab. Surat terbuka
tersebut merupakan fitnah dan bentuk penghianatan terhadap hasil mediasi
yang telah diselesaikan dan disepakati di POLRES Pamekasan. Tidak hanya
melalui surat terbuka, melalui beberapa media massa, mereka juga
mengecap kami sebagai “tukang begal”.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Kami adalah warga pribumi asli yang sejak jaman nenek moyang sudah
terbiasa hidup berdampingan, saling menghargai, rukun, menghormati dan
tidak saling mengusik akidah dan amaliah di antara kita. Bahkan kami
sangat menjunjung tinggi ukhuwah islamiah, ukhuwah basyariah dan ukhuwah
wathaniah. Kami tidak pernah membid’ahkan, mengharamkan, mensyirikkan,
bahkan tidak pernah mengkafirkan amaliah kelompok lain. Karena prinsip
kami adalah membumikan Islam sebagai Agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin
bukan Fitnatan Lil ‘Alamin.
Kalau boleh bertanya, apakah mereka yang selalu membid’ahkan,
mengharamkan, mensyirikkan, dan mengkafirkan amaliah kelompok lain itu
dikatan sebagai kelompok paling berakhlak mulia dan paling menjunjung
tinggi ukhuwah Islamiah ........???
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan pertolongan dan perlindungan
kepada seluruh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah di seluruh dunia yang
Istiqomah merayakan Maulid Nabi, ziarah kubur, tawassul, bersolawat dan
tradisi-tradisi Salafa al-Salih yang mutawtir.
Demikaian surat terbuka ini kami sampaikan sebagai jawaban dan tanggapan
atas surat terbuka yang disebarkan oleh Ta’mir Masjid Ridwan Pamekasan
Wallahul Muwafiq Ila Aqwami al-Tariq
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Pamekasan 14 Maret 2015
GASPER
Oleh: Putra NUsantarasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar