Selasa, 14 April 2015

Pertentangan Fatwa Ulama Wahabi

 

SMS ABU-ABU, SALAFI MELAWAN SALAFI ; Pertentangan Fatwa Ulama Wahabi, (Al Albani- Bin Baz- Utsaimin)

Munculnya sekelompok orang yang menamakan dirinya Salafi - orang menyebutnya Wahabi - tiba-tiba berdatangan di neger ini. Kedatangan mereka telah mengubah suasana kaum muslimin.

Dibeberapa daerah, umat yang semula hidup damai dan tenang berubah menjadi tegang. Pada sebagian mereka bahkan terjadi perseteruan hingga berujung pada bentrok fisik dan perebutan tempat ibadah. Penyebab utamanya -ya itu tadi - beredarnya buku-buku dan berkumandangnya ceramah-ceramah dari kelompok yang dikenal dengan sebutan “Abu-Abu” karena salah satu cirinya mereka menggunakan kata tersebut ketika menyebut namanya. Mereka memang selalu menebarkan kebencian dikalangan kaum muslimin dengan menuduh kaum muslimin Indonesia khususnya dan mayoritas Ummat Islam pada Umumnya sebagai para pelaku kemusyrikan, ahli bid’ah dan pengamal kesesatan. Seakan menjadi motto mereka, setiap kali memulai ceramah, mereka selalu menggunakan mukaddimah hadis-hadis yang menyebutkan tercelanya bid’ah.

Setelah itu pada umumnya mereka akan membicarakan masalah bid’ah yang pada akhirnya sampai pada pembicaraan bahwa : membaca ushalli, qunut Subuh, Selmatan kematian, Ziarah Kubur, Shalat Tasbih, memuliakan malam nisfu sa’ban, berdo’a dengan tawassul, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj dan sejenisnya adalah bid’ah dhallah, sesat dan menyesatkan serta pelakunya pasti masuk neraka.

Para pembicara atau penulis tersebut tampil seolah-olah ulama besar bahkan mujtahid yang memiliki segudang ilmu sekaligus otoritas menetapkan sesat dan tidak sesat, bid’ah dan sunnahnya amaliah. Ummat tentu saja tidak tahu, bahwa sebenarnya apa yang mereka kemukakan bukan sama sekali hasil kajian atau ijtihad mereka, melainkan taklid buta kepada beberapa ulama Timur Tengah terutama Saudi Arabia. Mereka yang menjadi rujukan kaum yang oleh para Ulama disebut kaum Wahhabi itu pada umumnya merupakan pengikut tiga orang syaikh; Syekh Muhammad Nasirudin Al Albani, Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dan Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Ada memang satu syekh lagi yang juga memiliki pengikut di negeri ini yaitu Syekh Muqbil bin Hadi Al Madkhali dari Shan’a Yaman. namun orang ini pengikutnya tidak seberapa jika dibandingkan tiga orang di atas.

kaum muslimin Indonesia juga tidak tahu bagaimana sebenarnya mereka itu. Bagi yang rajin membaca kitab-kitab karya mereka niscaya akan terkejut dan kebingungan, sebab ternyata di antara mereka sendiri terdapat banyak pertentangan. bagaimana ini terjadi, padahal ketiganya mengaku sebagai Ahlussunnah waljama’ah dan pengkut madzhab Imam Ahmad bin hambali.

Dengan harapan memberi guna kepada segenap kaum muslimin Indonesia yang selama ini menjadi sasaran tembak maka buku ini disusun. Sekedar untuk mengingatkan orang-orang yang selalu merasa lebih suci dari yang lain dan mengingatkan kaum muslimin Indonesia. Tulisan dalam buku ini berisi berbagai pertentangan anatara tiga ulama tersebut dalam fatwa-fatwanya. Sebenarnya pertetangan itu sangat banyak namun sekedar sebagai contoh, rasanya empat puluh saja sudah mencukupi.

Semoga dengan ini kaum muslimin Indonesia berhati-hati dan sekaligus semaqin yaqin akan kebenaran ajaran nenek moyang mereka, Wali Songo dan para ulama lainnya.

Buku inipun tidak dimaksudkan untuk merendahkan ketiga ulama tersebut, sebab bagaimanapun kita semua mendapat manfaat dari karya-karyanya.

Buku inipun ditujukan kepada mereka orang-orang awam yang mudah terpesona dan latah dengan hal-hal baru.

Buku inipun ditujukan kepada mereka orang-orang yang mengklaim diri sebagai salafi, pengikut ulama salaf yang sejatinya pengikut para syaikh tadi.

KOMENTAR PROF. DR. H. NASARUDDIN UMAR, MA (Dirjen BIMAS ISLAM KEMENAG RI dan Rektor Institut PTIQ Jakarta) tentang buku ini.........

Buku yang ada ditangan anda ini merupakan sumbangsih yang tak terhingga dalam memperkaya peta dialektika pemikiran, terutama di kalangan Wahhabi. Buku ini memberikan gambaran wilayah-wilayah yang masih krusial untuk diperdebatkan dan menjadi isu yang layak untuk dikaji saat ini..

Bukti Dedengkot wahabi saling mengkafirkan : Syaikh Bin Baz dikafirkan Oleh Syaikh Utsaimin

2 Dedengkot Wahabi “Berantem” Saling Menyesatkan; Ibnu Bas dan Ibnu Utsaimin [Bukti Kesesatan Aqidah Wahabi]

by AQIDAH AHLUSSUNNAH: ALLAH ADA TANPA TEMPAT



Dalam Web resminya, Ibnu Bas al Wahhabi (seperti yang anda lihat) mengatakan bahwa Allah memiliki bayangan. Na’uzdu Billah. Berikut ini adalah terjemah dari web di atas, (berkata):

Masalah: Tentang Sifat-sifat Allah

Dalam hadits yang mengatakan:

سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله

Apakah dengan dasar hadits ini Allah disifati bahwa Dia memiliki bayangan?

Jawab (Ibnu Bas):
Benar (Allah punya bayangan), sebagaimana itu disebutkan dalam hadits. Dalam sebagian riwayat dengan redaksi “Fi Zhilli ‘Arsyihi”, tetapi yang dalam dua kitab Shahih (Shahih Bukhari dan Muslim) dengan redaksi “Fi Zhillihi”, karena itu maka Allah memiliki BAYANGAN yang sesuai bagi-Nya; kita tidak tahu tata-caranya, sebagaimana kita tidak tahu tata cara dari seluruh sifat-sifat Allah lainnya, pintunya jelas satu bagi Ahlussunnah Wal Jama’ah (yaitu itsbat/menetapkan saja)”.

Lalu, (Lihat dan perhatikan…!!! Terutama untuk orang2 Wahabi; Silahkan PELOTOTIN…!!!)
berikut ini adalah tulisan Ibnu Utsaimin membantah Ibnu Bas; dalam “Syarh al Aqidah al Wasithiyyah”, j. 2, h. 136, dengan redaksi berikut ini:

وقوله: “لا ظل إلا ظله”؛ يعني: إلا الظل الذي يخلقه، وليس كما توهم بعض الناس أنه ظل ذات الرب عز وجل؛ فإن هذا باطل؛ لأنه يستلزم أن تكون الشمس حينئذ فوق الله عز وجل. ففي الدنيا؛ نحن نبني الظل لنا، لكن يوم القيامة؛ لا ظل إلا الظل الذي يخلقه سبحانه وتعالى ليستظل به من شاء من عباده. أ.ه

Tejemah:
Sabda Rasulullah “La Zhilla Illa Zhilluh” artinya “Tidak ada bayangan kecuali bayangan yang diciptakan oleh Allah”. Makna hadits ini bukan seperti yang disangka oleh sebagian orang (Ibnu Bas) bahwa bayangan tersebut adalah bayangan Dzat Allah, ini adalah pendapat batil (SESAT), karena dengan begitu maka berarti matahari berada di atas Allah. Di dunia ini kita membuat bayangan bagi diri kita, tetapi di hari kiamat tidak akan ada bayangan kecuali bayangan yang diciptakan oleh Allah supaya berteduh di bawahnya orang-orang yang dijehendaki oleh-Nya dari para hamba-Nya”.
******************************

Heh.. sesama Wahabi pada “berantem” saling menyesatkan, sesama dedengkot-nya pula…!!!! ugh!!!
Jelas, memang dua-duanya sama-sama sesat… bukti nyata bahwa AQIDAH WAHABI adalah AQIDAH SESAT.

Katakan kepada Ibnu Bas (dan pengikutnya) kalian bukan Ahlussunnah Wal Jama’ah, tapi kalian adalah AHLUTTASYBIH (kaum sesat yang menyerupakan Allah dengan makluk-Nya).

Semoga kita terhindar dari kesesatan kesesatan dan kekufuran aqidah Wahabi. Amin Bi Jahinnabiy Muhmmad Thaha al Amin.

Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah sesungguhnya telah menetapkan bahwa Allah bukan benda dan tidak disifati dengan sifat-sifat benda. Selengkapnya pelajari di link ini:

http://www.facebook.com/note.php?note_id=170093269674257&id=351534640896&ref=mf

Hindari Memahami Ayat-ayat Mutsyabihat Dalam Makna Zahirnya (Mewaspadai Ajaran Sesat Wahabi)

“i k l a n”

Gratissss…
Kitab ini sangat bagus, Demi Allah sangat bagus. Berisi kutipan pernyataan para ulama dari mulai sahabat Rasulullah hingga berbagai generasi sesudahnya dalam menetapkan keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah bahwa ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH. Silahkan download http://www.nokhbah.net/vb/showthread.php?t=7290

Tidak ada komentar:

Posting Komentar