Selasa, 20 Januari 2015

Berada di Mana Allah Sebelum Langit Diciptakan?

Ayo Berpikir, Berada di Mana Allah Sebelum Langit Diciptakan?
Alllah ada tanpa tempat dan arah
Jika Engkau Meyakini Allah Ada di Langit atau Arsy, Lalu di Mana Allah Sebelum Langit dan Arsy Diciptakan?

Aqidah Islam – Islam Aswaja | Sebelum berpikir lebih jauh, ketahuilah bahwa Allah tidak akan berubah dari semula, karena berubah adalah ciri dari sesuatu yang baru (makhluk).
Coba Pikirkan Jika Allah Ada di Langit

Saat Isro’ Mi’roj, Nabi Muhammad mendapatkan perintah sholat langsung dari Allah di tempat yang namanya ‘Arsy, jelas ‘Asry hanyalah makhluk yang sangat amat kecil sekali bagi Allah Ta’ala, di zaman azali tidak ada ‘Arsy, kelak saat kiamat, ‘Arsy pun juga hancuratau musnah…

Saat diangkat menjadi Rasul, Nabi Musa mendapatkan perintah mengajarkan ajaran Islam dari Allah langsung di bukit Thursina, jelas bukit thursina hanyalah makhluk yang sangat amat kecil sekali bagi Allah Ta’ala, di zaman azali tidak ada bukit Thursina, kelak saat kiamat, bukit Thursina pun juga hancur dan musnah…

Salah satu sifat Allah aadalah “qiyamuhu binafsihi – berdiri dengan sendirinya”, jadi Allah tidak butuh tempat, tidak butuh ‘Arsy, tidak butuh bukit Thursina, tidak butuh Barat dan Timur.

Maka siapa pun yang punya keyakinan bahwa Allah bertempat di atas ‘Arsy, hendaknya berpikir bahwa ‘Arsy kelak akan hancur, bukit Thursina akan musnah. Oleh karena itu ketahuilah sesungguhnya jika ada orang yang meyakini Allah bertempat, maka dia telah kufur dalam hal aqidah. Impilkasinya berarati bahwa segala amal ibadahnya…. sholatnya, puasanya, zakatnya jelas tertolak atau tidak diterima Allah Ta’ala, karena dia menuhankan Tuhan yang butuh tempat, tuhan yang lemah, yaitu tuhan yang tidak “qiyamuhu binafsihi”.

Maka dari itu, agar ibadah kita tidak sia-sia, marilah kita beraqidah dengan aqidah yang benar, setelah itu mari kita jaga aqidah kita sebaik-baiknya, jangan sampai melenceng atau rusak, yang akhirnya bisa menjadikan seseorang kufur atau sesat tanpa disadarinya oleh dirinya sendiri.
Alllah ada tanpa tempat dan arah
Allah ada pada azal, Tanpa Permulaan

Sebagaimana yang termaktub dalam al Qur’an, salah satu sifat Allah adalah “al-Awwalu”, maknanya adalah “Yang Maha Dahulu”, yang mana Dahulu-Nya Allah adalah tanpa permulaan.

Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada sesuatu pun selain-Nya. (HR. Bukhari, al Baihaqi dan Ibn al Jarud)

Makna hadits di atas jelas bagi kita, bahwa Allah Ta’ala ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan), tidak ada sesuatu (selain-Nya) bersama-Nya. Pada azal itu artinya belum ada ciptaan-NYA, belum ada angin, cahaya, kegelapan, ‘arsy, langit, manusia, jin, malaikat, waktu, tempat dan arah.

Maka berarti Allah telah jauh ada sebelum terciptanya tempat dan arah, maka DIA tidak membutuhkan kepada keduanya dan DIA  tidak berubah dari semula, yakni tetap ada tanpa tempat dan arah, karena berubah adalah ciri dari sesuatu yang baru (makhluk).

Imam Abu Hanifah dalam kitabnya al Fiqh al Absath berkata: Allah Ta’ala ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada tempat. Dia ada sebelum Menciptakan makhluk, Dia ada dan belum ada tempat, makhluk dan sesuatu dan Dia pencipta segala sesuatu.

Jadi peganglah erat-erat aqidah yang lurus ini, yaitu aqidah Islam Ahlus sunnah Wal Jamaah,  jangan sampai kita terjerumus pada aqidah mujassimah-musyabbihah yang akhirnya punya keyakinan sesat dan kufur, yakni meyakini bahwa Allah berada atau bertempat di atas langit atau di atas ‘arsy. Wallohu a’lam…..

Catatan :


1.Tiada sesuatu yang menyamaiNya
2.Allah tidak menyerupai makhlukNya
3.Mencipta tanpa membutuhkan kepada ciptaanNya.Membagi rezki tanpa membutuhkan pertolongan makhlukNya.
4.Allah tidak membutuhkan Arsy dan apa yang ada di bawahnya
5.Tak dapat digapai oleh fikiran ,tak juga dapat dicapai oleh pemahaman.
Allah berfirman;
Mereka takut kepada Rabb mereka yang berada di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka(An Nahl:50)
malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun(Al Maarij;5)
Rasulullah bersabda:Tujuh lapis langit,tujuh lapis bumi berikut seluruh yang ada dalam keduanya ,disisi Allah tak ubahnya seperti sebutir biji sawi yang ada di tangan salah seorang diantaramu.
Penjelasan;Bahwa lafal arah bisa dimaksudkan sebagai sesuatu yang wujud (ada)dan bisa juga dimaksudkan sebagai sesuatu yang tidak ada.Perkara yang sudah jelas bagi kita semua bahwa tidak ada yang wujud selain Khalik dan makluk.
Maka jika yang dimaksud dengan kata “arah” ialah sesuatu yang wujud selain Allah ,maka arah itu adalah makhluk.padahal Allah itu tidak dibatasi dan tidak pula diliputi oleh apapun dari makhlukNya ,Serta Allah terpisah dari para makluk.Sedangkan kalau yang dimaksudkan dengan “arah”adalah sesuatu yang tidak ada,yaitu apa yang di atas falak ini ,maka disana tidak ada selain Allah.Jika dikatakan ;”Allah berada pada suatu arah”,maka arti kalimat ini:Allah berada di atas alam dimana batas makluk berakhir disana,sehingga Allah berada di atas segala sesuatu.

1 komentar:

  1. dimanakah Alloh sub-hana wa ta'alaa sebelum Arsy diciptakan?.....fi amaa', laisa fauqohu hawaa' wa laisa tahtahu hwaa'.....di amaa', tidak ada di atas-Nya dan dibawah-Nya ruang (ketika itu ruang belum ada, tidak ada tempat)

    BalasHapus