Kamis, 19 Maret 2015

Hadis paling mulia bagi penduduk Syam

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah (Seorang Ulama terkemuka, Teologi islam, yang menjadi panutan dalam bermadhab Hambaly, sekaligus Ulama yang keluar masuk penjara dalam perjuangannya menegakkan yang haq dan membenamkan yang batil, yaitu Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin ‘Auf bin Qasith bin Mazin bin Syaiban bin Dzuhl bin Tsa‘labah adz-Dzuhli asy-Syaibaniy, W: 241H) mengatakan bahwa “penduduk Syam tidak memiliki hadits yang lebih mulia dari pada hadits ini”.

Diriwayatkan oleh An-Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar, beliau mengatakan, telah mengkhabarkan kepada kami, guru kami Syaikh Al-Hafisz Abu Baqa’ Khalid bin Yusuf An-Nabusi, kemudian Ad-Dimisqy rahimahullah katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Thalib Abdullah, Abu Mansur Yunus, Abu Qasim Husaian bin Hibatullah bin Misry, Abu Ya’la Hamzah dan Abu Thahir Ismail, mereka semua mengatakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Hafidz Qasim Ali bin Hasan, yaitu Asyakir (Ali bin Hasan bin Hibbatullah bin Asyakir), dia katakan bahwa telah mengkahabarkan kepada kami Asy-Syarif Abu Qasim Ali bin Ibrahim bin Abbas Husain yang menjadi khatib di Damaskus, dia katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Yahya bin Sulwan, dia telah katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Qasim Al-Fadl bin Ja’far, dia katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakar Abdullah bin Qasim Al-Faraj Al-Hasyimy, dia katakan bahwa telah mengkhabarkan kepada kami Abu Mushir (Abdul A’laa Mushir), dia katakan bahwa dia telah mengkhabarkan kepada kami Sa’id bin Abdul Aziz dari Rabi’ah bin Yazid dari Ibnu Idris Al-Hawlany dari Abu Dzarr Ra, dari Rosulullah Saw, dari Jibril Shallallahu ‘alaihi wasallam, dari Alloh tabaaraka wa ta’ala, bahwa Dia berfirman,

يَا عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً فَلا تَظَّالَمُوا. يَا عِبَادِيْ إِنَّكُمُ الَّذِيْنَ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا الَّذِيْ أَغْفِرُ الذُّنُوبَ وَلَا أُبالِيْ فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ. يَا عِبَادِيْ كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ، فَاسْتَطْعِمُونِيْ أُطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِيْ كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ، فَاسْتَكْسُونِيْ أَكْسِكُمْ. يَا عِبَادِيْ لَوْ أَنَّ أوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ لَمْ يَنْقُصْ ذَلكَ مِنْ مُلْكِيْ شَيْئاً. يَا عِبَادِيْ لَوْ أنَّ أوَّلَكُمْ وآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكِمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ لَمْ يَزِدْ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئاً. يَا عِبَادِيْ لَوْ أنَّ أوَّلَكُمْ وآخِرَكُمْ وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كانُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسْأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إنْسَانٍ مِنْهُمْ مَا سَأَلَ لَمْ يَنْقُصْ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْبَحْرُ أَنْ يُغْمَسَ الْمِخْيَطُ فِيْهِ غَمْسَةً وَاحِدَةً. يَا عِبَادِيْ إنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أَحْفَظُهَا عَلَيْكُمْ، فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلا يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ


Wahai hambaku sungguh aku telah kharamkan kelaliman atas diriku dan Aku jadikan haram diantara kalian, maka janganlah kalian saling melalimi.

Wahai hambaku, sesungguhnya kalian telah berbuat kesalahan dimalam dan siang hari, dan Aku-lah Yang Mengampuni dosa, dan Aku tidak memperdulikan (seberapa besarnya), maka beristighfarlah kalian kepadaKu maka Aku akan mengampuni dosa-dosa kalian.

Wahai hambaku, setiap dari kalian akan kelaparan kecuali siapa yang aku beri makan kepadanya, mintalah agar diberi makanan kepadaKu maka Aku akan memberi kalian makan.

Wahai hambaku, setiap dari kalian akan telanjang, kecuali orang yang aku beri pakaian kepadanya, mintalah pakaian kepadaKu, maka Aku akan memberi pakaian kepada kalian.

Wahai hambaku, andai saja orang terdahulu kalian, orang setelah kalian, bangsa manusia kalian, bangsa jin kalian, mereka semua memiliki hati seperti hatinya terjahat dari kalian maka tidak akan mengurangi kekuasakan barang sedikitpun. Wahai hambaku, seandainya saja orang terdahu dan sampai orang yang setelah kalian, bangsa jin kalian, bangsa manusia kalian, mereka memiliki hati seperti hatinya yang paling taqwa diantara kalian, yang demikian itu tidak akan menambahkan kekuasaanKu.

Wahai hambaku, seandanya saja orang terdahulu dan yang akan datang dari kalian, dari bangsa jin dan manusian kalian, mereka semua berada pada tingkat yang tertinggi, kemudian semuanya memohon kepadaKu dan Aku kabulkan semua permintaanya, maka yang demikian itu tidak akan mengurang kekuasaanKu secerca-pun, kecuali laksana berkurangnya air laut yang dicelupkan sebuah jarum dengan sekali celupan.

Wahai hambaku, hanya amalan-amalan kalian yang aku simpan untuk kalian, siapa yang mendapatinya dalam keadaan baik, hendaknya memanjatkan puja-puji syukur kehadirat Alloh Swt, dan siapa yang mendapatinya selain dar itu maka hendaknya janganlah mencela kecuali pada dirinya sendiri.

Abu Musa mengatakan bahwa Sa’id bin Abdul Aziz berkata, ketiak Abu Idris meriwayatkan hadits ini, dia tertunduk (malu) pada lututnya. Hadits ini shahih, kami telah meriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim dan lainnya, para perawi sanadnya mulai dari kami sampai Abu Dzarr semuanya berasal dari Damaskus, sementara itu Abu Dzarr sendiri juga tinggal di Damaskus. Sehingga dalam hadits ini terkumpul banyak pelajaran. Diantaranya adalah keshahihan sanad, matan hadits serta tingginya sanad dan bersambungnya mata rantai sanad yang kesemuanya dari perawi Damaskus, semoga Alloh meridhi mereka dan memberikan keberkahan kepada mereka.


Selain itu, dalam hadits ini juga mengandung penjelasan tentang berbagai kaidah agung dalam dasar-dasar agama, berikut cabang-cabangnya, serta adab tata krama, juga tentang kelembutan hati dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar