Rabu, 18 Maret 2015

Pidato yang Meresahkan Masyarakat

Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Salam dan doa kami haturkan. Semoga kita tetap dalam lindungan Allah SWT., sehingga seluruh aktivitas dapat terealisasi dengan baik dan bernilai ibadah di sisiNya. Amin.
Segala puja dan puji bagi Allah SWT. yang telah  melimpahkan rahmat dan nikmatNya sehingga kita tetap bisa menjalankan perintahNya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita, Sayyidina Muhammad SAW. yang telah diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Berangkat dari keresahan umat Islam, khususnya umat Islam di Pamekasan, dengan kedatangan Ahmad Zainudin, Lc., yang didatangkan oleh DKM Masjid Ridwan Jl. Pangeran Diponegoro No. 103 Pamekasan, yang mana beliau pernah menyatakan dengan gamblang di YouTube tentang 
keburukan Maulid Nabi SAW, yang isinya antara lain:
  1. Perayaan maulid Nabi terkadang menjadi sarana penghantar menuju kesyirikan kepada Allah,
  2. Menjadi sarana penghinaan kepada Nabi,
  3. Berkumpul-kumpul memperingati kelahiran Nabi adalah mengada-ada dan bid’ah,
  4. Orang yang merayakan maulid Nabi dianggap bergembira atas wafatnya Rasulullah
Ini Vidio dan orangnya




 
Pernyataan tersebut sangat melukai dan menyakiti mayoritas umat Islam di Pamekasan, khususnya insan pesantren yang semuanya melaksanakan dan mengagungkan maulid nabi.
Oleh karena itu, maka dengan tanggap Gerakan Santri dan Pemuda Rahmatan Lil ‘Alamin (GASPER) menyikapinya melalui surat yang dilayangkan kepada Ustadz Ahmad Zainudin, Lc. tertanggal 07 Maret 2015 untuk mengadakan dialog ilmiah terbuka di hadapan publik dan meminta beliau guna mempertanggung jawabkan pernyataannya di YouTube.
Setelah pihak DKM Masjid Ridwan melakukan komunikasi dengan kami, lalu mengajak untuk “duduk bareng” di suatu rumah tertentu yang sifatnya tertutup dan kami tidak tau itu rumah siapa. Namun kami menolak karena tidak ada kesepakatan sebelumnya. Setelah itu datanglah Ustadz Ahmad Zainudin, Lc. dari arah barat Jl. Pangeran Diponegoro Pamekasan, maka saat itulah kami bertemu dan menyampaikan keinginan kami sesuai dengan isi surat. Dalam pernyataannya saat itu beliau tetap bersikukuh dan bahkan mengokohkan isi ceramahnya di YouTube mengenai keburukan maulid Nabi.
Disaat itu tiba-tiba dari salah-satu pendamping beliau membentak-bentak kami sehingga menimbulkan adu mulut dan situasi sempat memanas sehingga menarik perhatian masyarakat yang melintas di jalan tersebut. Saat itu pula kami meminta kepada Ustadz Ahmad Zainudin, Lc. untuk tidak datang lagi ke Pamekasan karena isi ceramahnya yang melukai umat Islam, khususnya di Pamekasan.
Saat situasi mulai tidak kondusif, kami berinisiatif membubarkan diri untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, namun tanpa disangka setelah kami sampai di Jl. Jembatan Baru diberhentikan Polisi dan mengajak kami untuk menyelesaikan di POLRES, padahal menururut kami permasalahan ini sudah selesai. Ketika Polisi mengarahkan kami menuju POLRES, anehnya jamaah Masjid Ridwan yang mengejar kami justru mengarahkan kearah yang berlawanan dengan arah POLRES (arah yang  bisa menuju kembali ke Masjid Ridwan). Akan tetapi, kami terus mengikuti arahan Polisi untuk menuju POLRES karena khawatir jika kembali ke Masjid Ridwan akan berpotensi hal-hal yang tidak diinginkan.
Alhhamdulillah, di POLRES proses mediasi berjalan dengan baik dan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut:
  1. Melaksanakan dialog terbuka dihadapan Publik antara GASPER dengan Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc.
  2. POLRES siap menfasilitasi tempat dialog dan siap menjamin keamanan bagi semua pihak.
  3. Mengatur ulang jadwal dialog terbuka dihadapan publik dengan melayangkan surat ke pihak-pihak terkait.

Atas semua hasil mediasi, GASPER sudah menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan sesuai dengan arahan POLRES, namun sungguh kami sesalkan, beberapa hari kemudian pihak DKM Masjid Ridwan mengeluarkan surat terbuka yang isinya sangat mencederai kesepakatan hasil mediasi. Mereka malah memutar-balikkan fakta dengan menganggap GASPER sebagai perusuh, pereman, santri dan pemuda yang tidak beradab. Surat terbuka tersebut merupakan fitnah dan bentuk penghianatan terhadap hasil mediasi yang telah diselesaikan dan disepakati di POLRES Pamekasan. Tidak hanya melalui surat terbuka, melalui beberapa media massa, mereka juga mengecap kami sebagai “tukang begal”.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Kami adalah warga pribumi asli yang sejak jaman nenek moyang sudah terbiasa hidup berdampingan, saling menghargai, rukun, menghormati dan tidak saling mengusik akidah dan amaliah di antara kita. Bahkan kami sangat menjunjung tinggi ukhuwah islamiah, ukhuwah basyariah dan ukhuwah wathaniah. Kami tidak pernah membid’ahkan, mengharamkan, mensyirikkan, bahkan tidak pernah mengkafirkan amaliah kelompok lain. Karena prinsip kami adalah membumikan Islam sebagai Agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin bukan Fitnatan Lil ‘Alamin.
Kalau boleh bertanya, apakah mereka yang selalu membid’ahkan, mengharamkan, mensyirikkan,  dan mengkafirkan amaliah kelompok lain itu dikatan sebagai kelompok paling berakhlak mulia dan paling menjunjung tinggi ukhuwah Islamiah ........???
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan pertolongan dan perlindungan kepada seluruh kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah di seluruh dunia yang Istiqomah merayakan Maulid Nabi, ziarah kubur, tawassul, bersolawat dan tradisi-tradisi Salafa al-Salih yang mutawtir.
Demikaian surat terbuka ini kami sampaikan sebagai jawaban dan tanggapan atas surat terbuka yang disebarkan oleh Ta’mir Masjid Ridwan Pamekasan
Wallahul Muwafiq Ila Aqwami al-Tariq
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Pamekasan 14 Maret 2015
GASPER
Oleh: Putra NUsantarasta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar