Selasa, 04 Oktober 2016

6 Alasan Mengapa Indonesia Tak Butuh Salafi Wahabi-Isme

== 1 == KARENA MEMBENCI NABI MUHAMMAD
Salafi Wahabi adalah satu-satunya aliran yang mengharamkan perayaan Maulid (peringatan hari lahir Nabi), dengan DALIH "bid'ah" karena tidak dilakukan pada jaman Nabi. Tapi yang mereka tidak pernah bilang adalah mereka tidak hanya melarang perayaan mengingat nabi, tapi mereka juga melakukan PENGHANCURAN SITUS-SITUS PENINGGALAN NABI sbb:
TAHUN 1806, makam keluarga kerabat nabi Muhammad di sekitar masjid Nabawi, Madinah dihancurkan dan diratakan
TAHUN 1925, makam Hamzah (paman nabi) beserta banyak situs peninggalan perang Uhud dihancurkan dan diratakan
TAHUN 1998, makam Aminah (ibu kandung nabi) dihancurkan dan diratakan menggunakan Bulldozer (1)
TAHUN 2014. rumah Siti Khadijah (istri nabi) dihancurkan diratakan dan diatasnya dibangun fasilitas WC Umum (2)
TAHUN 2015, pemerintah Arab Saudi atas desakan Ulama Salafi Wahabi berencana untuk menghancurkan meratakan makam Nabi
Muhammad, dan memindahkannya. Namun rencana tersebut dibatalkan setelah mendapat protes keras dari dunia Islam (3)

== 2 == KARENA MENGKAFIR-KAFIRKAN ORANG
Aliran Salafi Wahabi gemar mengkafir-kafirkan orang lain, tak hanya kepada non muslim, tapi kepada sesama Muslim. Mereka melakukan itu untuk justifikasi (pembenaran) KLAIM mereka sebagai pengusung "Islam murni" (kembali ke akar), dilakukan dengan MENABRAK / melanggar wasiat Nabi yang melarang mengkafir-kafirkan orang lain sbb:
Rosulullah SAW bersabda,
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلًا بِالْفُسُوقِ وَلَا يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ
”Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kata fasiq, dan menuduhnya dengan kata kafir, kecuali tuduhan itu akan kembali kepada si penuduh jika orang yang tertuduh tidak seperti yang dituduhkan. (HADITS SAHIH HR. BUKHARI)
Rosulullah SAW bersabda,
وَمَنْ دَعَا رَجُلًا بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ اللَّهِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلَّا حَارَ عَلَيْهِ
"Dan barangsiapa yang memanggil seseorang dengan panggilan 'kafir' atau 'musuh Allah' padahal dia tidak kafir, maka tuduhan itu akan kembali kepada penuduh. (HADITS SAHIH HR. MUSLIM)

== 3 == KARENA MENGHARAMKAN TOLERANSI
Aliran Salafi Wahabi mengusung Ekstrimisme, menebar kebencian & mengajarkan intoleransi. PURA-PURA TIDAK TAHU (tidak mempedulikan) wasiat nabi Muhammad yang ingin meninggalkan Islam sebagai agama "Rohmatan Lil Alamin", berkah bagi seluruh alam (seluruh manusia termasuk non muslim), bukan hanya berkah bagi muslim saja.
Rosulullah SAW bersabda,
حَدَّثَنِا عبد الله حدثنى أبى حدثنى يَزِيدُ قَالَ أنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ.
Ditanyakan kepada Rosulullah SAW, "agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah, AGAMA YANG TOLERAN." (HADITS SAHIH HR. BUKHARI)
Rosulullah SAW bersabda,
أَلَا مَنْ ظَلَمَ مُعَاهِدًا، أَوِ انْتَقَصَهُ، أَوْ كَلَّفَهُ فَوْقَ طَاقَتِهِ، أَوْ أَخَذَ مِنْهُ شَيْئًا بِغَيْرِ طِيبِ نَفْسٍ، فَأَنَا حَجِيجُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Ketahuilah! Sesiapa yang menzalimi mu'ahid (non-muslim) ataupun mengurangkan haknya, ataupun membebankannya di luar kemampuannya, ataupun mengambil sesuatu (hak) daripadanya tanpa kerelaannya, maka aku menjadi penentang sesiapa yang berbuat demikian itu pada hari kiamat” (HADITS SAHIH ABU DAUD)
== 4 == KARENA DIANUT PARA TERORIS
Osama bin Laden adalah jihadis beraliran Salafi Wahabi (aliran yang berasal dari Arab Saudi). Jaringan teroris terbesar dunia Al-Qaeda juga beraliran Salafi Wahabi.
WIKIPEDIA: "many in the Wahhabi/Salafi movement (such as Osama bin Laden) focusing on jihad (Salafist jihadists). Al-Qaeda's Ideology: Salafist jihadism. Salafism / Wahhabism."
Sumber dari: https://mobile.facebook.com/story.php

Wallahu 'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar