Senin, 03 Oktober 2016

Kitab Ihya' Ulumiddin dan keistimewaannya


Kultwitnya Awy' Ameer Qolawun-Full yang sayang kalau tidak disebarkan:
1. Salah satu Buku fenomenal yang pernah ditulis oleh manusia dan untuk kemanusiaan serta kehidupan adalah kitab Ihya' Ulumiddin
2. Telah lewat 1000 tahun dari penulisannya, namun kitab ini menjawab banyak seluruh tantangan masa melalui kebijakan-kebijakan abadi
3. Banyak para pakar pendidikan moral, tarbiyah, pengembangan diri, menganjurkan siapapun agar mempelajari buku ini dengan intensif
4. Entah apa yang melintas di benak Imam Ghozali saat menulis buku itu. Sebab kitab itu menjawab hampir semua problem kehidupan
5. Konsentrasi utama kitab fenomenal ini adalah terletak pada pembenahan moral serta konfigurasi Ihsan dalam kehidupan sehari-hari
6. Beliau menulis kitab fenomenal ini di masa gencarnya serangan tentara Salib ke wilayah Islam. Serta usai jatuhnya Baitul Makdis
7. Tentu suatu hal yang sangat aneh, pada saat Ummat Islam kala itu membutuhkan motivasi Jihad membela diri, beliau malah tidak membahas
8. Maka, dari sini pula di kemudian hari beliau mendapat kritikan, kenapa magnum opus-nya itu, Ihya' Ulumiddin, tidak membahas Jihad!
9. Bahkan beliau mendapat tudingan, bahwa dengan kitabnya itu justru beliau sengaja melemahkan ruh jihad dari jiwa ummat
10. Namun apakah benar seperti itu? Sang Imam Hujjatul Islam tersebut mempunyai sudut pandang lain. Kenapa beliau tidak mengungkit Jihad?
11. Sebab saat itu ummat benar-benar mengalami penurunan moral dan kebobrokan perilaku di mana-mana, terutama kalangan birokrat
12. Terlebih saat itu hampir di semua medan peperangan,tentara Islam mengalami kekalahan dari tentara Salib. Puncaknya jatuhnya Masjid Aqsho
13. Dari sini, Imam Ghozali melihat sisi lain, bahwa ruh jihad tidak akan pernah bisa berkobar tanpa dilandasi oleh akhlak yang baik
14. Mulailah Imam Ghozali berusaha mengobarkan ruh jihad dengan melakukan pembenahan moral di semua lapisan, tanpa menyebut kata Jihad!
15. Sebab ruh jihad, menurut pandangan beliau, akan berkobar dengan sendirinya jika akhlak kaum muslimin kokoh
16. Tak hanya beliau yg punya ide pembenahan moral untuk pengkobaran militansi Islam, namun juga Qutbul Aqthob Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani
17. Keduanya berpendapat, untuk membentuk sebuah sistem yang kuat, ummat yang militan, bersatu padu, pembenahan harus dari bawah
18. Harus terlebih dulu membenahi per individu sebelum melakukan perombakan sistem secara keseluruhan dan besar-besaran
19. Dan terbukti, cara keduanya (yang meniru cara para Nabi dalam mendidik) membuahkan hasil dengan sangat memukau dan menakjubkan
20. Dari didikan tangan dingin kedua tokoh agung ini, muncullah generasi yg mempunyai ruh jihad hebat, militansi luar biasa, dan moral mulia
21. Dari tangan Imam Ghozali dan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani lahirlah generasi-generasi Nuruddin Zanky dan Shalahuddin Al-Ayyubi
22. Pelan namun pasti tentara Nuruddin Zanky dan Shalahuddin Al-Ayyubi, didikan Imam Ghozali, merebut kembali wilayah-wilayah Islam
23. Hingga pada puncaknya, Shalahuddin Al-Ayyubi merebut kembali Jerusalem, Masjidil Aqsha, setelah melalui Battle of Hittin yang melegenda
24. Dan setelah itu juga Shalahuddin Al-Ayyubi menorehkan namanya untuk dikenang sejarah dan harum berwibawa sampai saat ini
25. Pelajaran moral, keduanya tidak terkonsentrasi pada istilah, namun pada substansi. Keduanya tidak meneriakkan Jihad, tapi menumbuhkannya
26. Generasi tangguh Nuruddin Zanky dan Shalahuddin Ayyubi tak akan pernah terlahir tanpa melalui didikan Imam Ghazali dan Al-Jailani
27. Sistem yang saat ini dicopy-paste dengan sangat sukses oleh Turki, di bawah pimpinan Recep Tayep Erdogan
28. Saat dituding bahwa Erdogan ingin mengembalikan Islam ke Turki, beliau mengelak dan bilang bahwa sistem tetap demokrasi dan sekuler
29. Namun praktek kesehariannya, adalah seluruhnya Islami. Terutama dalam pemulihan perekonomian Turki dewasa ini
30. Maka seyogyanya bagi yang berkompeten (jika benar berkompeten) ingin mengembalikan sistem Islami, tirulah cara Imam Ghozali, cara Turki
31. Membentuk negara berbasic Islami adalah bukan dengan meneriakkan kata Islam, tapi mengislamkan perilaku rakyatnya lebih dulu
32. Cara ini juga yang dilakukan Nabi saat membentuk Daulah Madinah (jika ngotot disebut Daulah), yaitu dengan mengislamkan orangnya dulu
33. Islamkan rakyatnya, Islamkan perilakunya, maka dengan sendirinya sistemnya akan Islam, apapun namanya, demokrasi atau tetek bengek
34. Bukan dengan mengislamkan sistemnya, tapi rakyatnya kacau balau. Selamanya tak akan pernah jalan sistem itu dan hanya omong kosong
35. Jika kita mampu merenungkan sejarah, tak hanya sekedar membaca hurufnya saja, maka akan kita peroleh banyak pelajaran hidup
36. Semoga ummat ini mempunyai lagi sosok-sosok berjiwa seperti Imam Ghozali, Syaikh Abdul Qodir al-Jaelani, Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar