Sabtu, 08 Oktober 2016

Kerajaan Saudi Arabiyyah mengakui bahwa Masyriq adalah Najd.

Akhirnya, Wahabi Ngaku Juga.
Anggota tetap komisi kajian ilmiyyah dan fatwa kerajaan Saudi Arabiyyah mengakui bahwa Masyriq adalah Najd.
Sebenarnya para ulama wahhabi-salafi yang bergabung dalam komisi tetap kajian ilmiyyah dan fatwa telah mengakui bahwa yang disebut masyriq dalam hadits shahih tentang Qornus syaitan adalah NAJD. Namun mereka enggan dan syok (terkejut) mengakuinya, sehingga mereka menutup-nutupinya dari para pengikutnya.

Berikut petikan hujjah-hujjah mereka dalam kitab Fatawa Al-Lajnah ad-Daimah jilid 3 fatwa nomer 6667 :

س؛ ما هي الفتنة التي يقول عليه الصلاة والسلام في هذا الحديث : ألا إن الفتنة ها هنا….من حيث يطلع قرن الشيطان الحديث…؟؟؟
جـ ؛ ….. وقيل: يعني نجد مسكن ربيعة ومضر وهي مشرق لقوله في حديث ابن عمر حين قال صلى الله عليه وسلم: {اللهم بارك لنا في شامنا وفي يـمننا، قالوا: وفي نجدنا؟؟ قال رسول الله: هنالك الزلازل والطاعون وبها يطلع قرن الشيطان…}
وأهل المشرق يومئذ من مضر….والظاهر أن الحديث يعم جميع المشرق الأدنى والأقصى والأوسط ومن ذلك فتنة مسيلمة الكذاب، وفتنة المرتدين من ربيعة ومضر وغيرهما في الجزيرة

Soal : Apakah fitnah yang dimaksud dalam Hadits Nabi Saw tentang tanduk syaitan ?

Jawab : dikatakan adalah yg dimaksud Najd tempat pemukiman bani Rabi’ah dan Mudhar, yaitu di daerah Timur. karena ada Hadits Ibnu Umar ketika Rasul Saw bersabda : ” Ya Allah berkahilah syam kami dan yaman kami, mereka berkata ” Dan juga Najd kami wahai Rasul..Maka Nabi menjawab ” Di sanalah muncul kegoncangan dan Tho’un dan juga di sanalah muncul tanduk syaitan “.

Penduduk timur saat itu dari kalangan Mudhar. Yang jelas adalah bahwasanya hadits tersebut mencangkup semua Timur, baik dataran rendah, tinggi maupun tengah. Di antara fitnahnya adalah Fitnah Musailamah Al-Kdzdzab dan fitnah murtadnya bani Rabi’ah dan Mudhar dan selain kedua kelompok tersebut di JAZIRAH ARAB “.

Catatan :
Bukti-bukti kuat baik peta, ilmu bahasa, sejarah dan hadits-haditsnya telah menunjukkan bahwa masyriq yang dimaksud Nabi Saw dalam hadits tanduk syaitan adalah NAJD, sehingga bahkan ulama komisi tetap mereka pun mengakui kebenaran masyriq adalah NAJD bukan IRAQ.

Lantas kenapa mereka enggan mengakuinya ?? Sadarlah wahai para pengaku-ngaku bermanhaj salaf, bahwa kalian telah ditipu dan dibodoh-bodohi oleh wahhabi-salafi si tanduk syaitan…!!

Anda pasti tahu bahwa para wahhabi dalam mempertahankan Iraq adalah yang dimaksud Nejd dalam arti dataran tinggi tempat munculnya Tanduk Setan oleh Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam.



Bahkan ketika hujjah Irak bukanlah Nejd tempat munculnya tanduk setan dengan menghadirkan peta pun mereka tetap saja tidak mau menerimanya, entah rasa malu seperti apa ketika hujjah hujjah ahlussunnah telah begitu terang, bahwa nejd adalah tempat munculnya tanduk setan.

Agaknya usaha untuk mempertahankan dan membela Pendiri Kaum Wahhabi yang bukan sebagai tanduk setan, berkaitan bukti Musailimah Al Kaddzab dan Muhammad Bin Abdul Wahhab begitu sangat mencoreng muka mereka.

Hadist yang paling shohih berkaitan tentang munculnya tanduk setan terdapat dalam sahihain adalah sebagai berikut:

 حدثنا محمد بن المثنى قال حدثنا حسين بن الحسن قال حدثنا ابن عون عن نافع عن ابن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
… اللهم بارك لنا في شامنا وفي يمننا ، قال ، قالوا وفي نجدنا ؟ قال قال اللهم بارك لنا في شامنا وفي يمننا ، قال قالوا وفي نجدنا ؟ قال قال هناك الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان

Dalam shahih muslim:

 حدثنا علي بن عبد الله حدثنا أزهر بن سعد عن ابن عون عن نافع عن ابن عمر قال ذكر النبي صلى الله عليه وسلم اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا ، قالوا يارسول الله وفي نجدنا ؟ قال اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا ، قالوا يارسول الله وفي نجدنا ؟ فأظنه قال في الثالثة: هناك الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان

Adapun riwayat yang memakai kalimat Iraq/Irak dalam beberapa Hadist yang lain adalah termasuk مخالفة الثقة لمن هو أوثق منه (Menyelisihi yang lebih tsiqot diantara hadit hadits yang Tsiqoh), dan agaknya hadits hadits inilah yang menjadi pegangan kaum wahhabi untuk mengelak dari kenyataan bahwa Najd adalah tempat munculnya tanduk setan.

Untuk lebih jelasnya silahkan anda simak uraian hadits hadits yang menggunakan kalimat Irak/Iraq dari sisi sanad atau rijalnya.

Terdapat Redaksi Hadits yang mrnggunakan kalimat Irak/Iraq yaitu dalam Hilyatul Awliya dan Mu’jam al Awsath sebagai berikut:

: [حدثنا عبدالله بن جعفر حدثنا إسماعيل بن عبدالله حدثنا الحسن بن رافع الرملي حدثنا ضمرة عن ابن شوذب عن توبة العنبري عن سالم بن عبدالله عن أبيه أن عمر قال إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (اللهم بارك لنا في صاعنا وفي مدنا، ... إلخ)، فرددها ثلاث مرات، فقال الرجل: (يا رسول الله ولعراقنا)، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (بها الزلازل والفتن ومنها يطلع قرن الشيطان)].

Redaksi hadits diatas yang menggunakan kalimat Iraq/Itak terdapat nama عبيد الله بن عبد الله بن عون (‘Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun) ini bukan termasuk pemuka Hadits yang masyhur, hal itu dapat dibuktikan bahwa Kutubus Sittah tidak satupun mengeluarkan hadits dari Beliau (‘Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun), dengan demikian dalam Hadits diatas ada satu rowi yang majhul.

Juga terdapat Nama sanad Ibnu Syaudzab yang menurut Imam Ibnu ‘Asakir dalam kitabnya Tarikh Dimsyaq juz 1 hal 130 adalah seorang Mudallis (Pemalsu Hadits).

Hadits kedua dalam Kitab yang sama dan menggunakan kalimat Iraq/Irak adalah:

[حدثنا علي بن سعيد قال: حدثنا حماد بن إسماعيل بن علية قال: حدثنا ابي قال: حدثنا زياد بن بيان قال: حدثنا سالم بن عبد الله بن عمر عن ابيه قال: صلى النبي، صلى الله عليه وسلم، صلاة الفجر ثم انفتل فأقبل على القوم فقال اللهم بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم بارك لنا في شامنا ويمننا فقال رجل (والعراق) يا رسول الله فسكت ثم قال: اللهم بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم بارك لنا في حرمنا وبارك لنا في شامنا ويمننا فقال رجل (والعراق) يا رسول الله قال: (من ثم يطلع قرن الشيطان وتهيج الفتن

Disini terdapat nama sanad زياد بن بيان (Ziyad bin Bayyan) walaupun menurut Al Hafidl adalah sorang yang jujur, tetapi Beliau bukan termasuk Orang yang masyhur meriwayatkan hadits kecuali hadits tersebut dan satu hadits tentang Imam Mahdi yang di inkari Oleh Imam Bukhori.

Hadits lain yang menggunakan kalimat Irak/Iraq terdapat juga dalam kitab Mu'jam Al Kabir, sebagai berikut:

[حدثنا محمد بن علي المروزي حدثنا أبو الدرداء عبد العزيز بن المنيب حدثنا إسحاق بن عبد الله بن كيسان عن أبيه عن سعيد بن جبير عن بن عباس قال: دعا نبي الله، صلى الله عليه وسلم، فقال: (اللهم بارك لنا في صاعنا ومدنا وبارك لنا في مكتنا ومدينتنا وبارك لنا في شامنا ويمننا!)، فقال رجل من القوم: (يا نبي الله، وعراقنا؟!) فقال: (إن بها قرن الشيطان، وتهيج الفتن. وإن الجفاء بالمشرق!)]، وقد أخرجه الإمام ابن عساكر في (تاريخ دمشق، ج: 1 ص: 138) من طريق الطبراني هذه,

Dalam hadits diatas terdapat satu nama  عبد الله بن كيسان(Abdullah bin Kaysan) beliau ini adalah   أبو مجاهد عبد الله بن كيس
ان المروزي (Abu Mujahid ‘Abdullah bin Kaysan Al Marwazy), seperti yang dikatakan Imam Bukhori, beliau ini adalah orang yang banyak kesalahannya sehingga tidak bisa dibuat hujjah.

Adapun إسحاق بن عبد الله (Ishaq bin Abdullah; anaknya pent) ini lebih Dho,if, seperti yang dikatakan Imam Bukhori juga bahwa beliau adalah Munkarul Hadits, apalagi Beliau mendapatkan hriwayat hadits tersebut dari Bapaknya, jadi dobel Dho,if.

JADI keputusan nya adalah tanduk setan itu muncul dari NAJD,sesuai beberapa hadist shohih diatas, kiranya pembahasan kali ini lebih dari cukup sebagai bukti bahwa tanduk setan itu adalah muncul dari najd, walaupun sebenarnya masih ada beberapa redaksi hadits yang menggunakan kalimat Iraq/Irak dan sebagian yang lain juga ada yang menggunakan kalimat Masyriq, namun kebanyakan hadits hadits tersebut tidak sesahih yang terdapat dalam Kitab Bukhori dan Muslim.

Perang Sesat Kembali Terjadi Antar Salafi.




Salafy/Wahhabi kembali bertengkar satu sama lain, jika pertengkaran itu terjadi antara pengikut sih masih bisa dimaklumi, namun sangat aneh pertengkaran salafy itu kali ini dalam level intern para tokohnya, tentu saja kita jadi semakin yakin bahwa inilah yang dimaksud:

 ولا يزالون مختلفين إلا من رحم ربك

“Mereka tiada hentinya saling berselisih, kecuali orang yang mendapat Rahmat Tuhanmu” (Q.S: Yunus/99).
Kali ini adalah antara Tokoh Syaikh Ali Hasan Al Halabi dan Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi. Beliau Al Maqdisi ini membuat Kitab khusus berjudul asli Tabshir Al ‘Uqala Bittalbisat Ahlut Tajahhum Wal Irja dan dialihbahasakan Indonesia oleh Ustadz Aman Abdurrahman dengan judul baru “Salafi Penghianat Salafus Salih”.

Dalam kitab tersebut intinya menyatakan kesesatan Syaikh Ali Hasan Al Halabi yang menurutnya beraqidah jahmiyyah dan murjiah, padahal Al Halabi ini telah begitu banyak mendapat pujian dikalangan Tokoh Salafy sendiri, diantaranya:
  1. Syaikh Al Albani dalam kitabnya at-Ta’lîqât ar-Radhiyyah ‘Alâ ar-Raudhah an-Nadhiyyah, Âdâb az-Zifâf cetakan al-Maktabah al-Islâmiyyah, dan kitab an-Nashîhah.
  2. Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i  dalam kitabnya Tuhfah al-Mujîb ‘alâ As`ilah al-Hâdhir wa al-Gharîb, hlm 160, Beliau ditanya: Siapakah para ulama yang anda nasehatkan kami untuk merujuk kepada mereka dan membaca buku-buku karya mereka serta mendengarkan kaset-kaset mereka?
Syaikh menjawab: Sesungguhnya kami telah membahas hal yang satu ini berulang kali, akan tetapi tak apa kita mengulanginya sekali lagi. Diantara mereka adalah Syaikh Nashiruddin al-Albani v, dan murid-murid Beliau yang mulia, semisal saudara Ali bin Hasan bin Abdulhamid, saudara Salim al-Hilali, saudara Masyhur bin Hasan.
Beliau juga bertutur: Dan setelah itu saya melihat sebuah artikel begitu berharga yang berjudul Fihq al-Wâqi’ baina an-Nazhariyyah wa ath-Thathbîq, buah karya saudara kami seakidah Ali bin Hasan bin Abdulhamid حفظه الله, kami nasehatkan kepada kalian untuk dapat memiliki dan membacanya, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.

Dan Beliau telah menyebutkan artikel tersebut dalam sebuah kasetnya yang berjudul Ghârah al-Asyrithah ‘alâ Ahli al-Jahl wa as-Safsathah, Beliau berkata seraya mensifati artikel tersebut: Aku tidak mengetahui ada yang menandinginya sama sekali.
  1. Syaikh Abdulmuhsin al-’Abbad al-Badr حفظه الله. Beliau berkata dalam kitabnya yang begitu bermanfaat dan bagus, Rifqan Ahla as-Sunnah bi Ahli as-Sunnah, hlm 8-9, cetakan 1426 H: Dan saya petuahkan juga, hendaknya para penuntut ilmu di setiap negeri menyibukkan diri dengan menuntut ilmu dari ulama ahlus sunnah yang ada pada negeri yang bersangkutan, semisal murid-murid Syaikh al-Albani v di Yordania, yang mana sepeninggal Syaikh al-Albani mereka mendirikan markaz dengan nama Beliau (markaz Syaikh al-Albani v).
Namun pada kenyataannya sanjungan Tokoh tersebut tidak membuat Syikah Ali Hasan yang telah begitu banyak melahirkan karya ilmiyah antara lain: – Ilmu Ushûl al-Bida’,- Dirâsât Ilmiyyah fî Shahîh Muslim,- Ru’yah Wâqi’iyyah fî al-Manhaj ad-Da’awiyyah,- An-Nukat ‘alâ Nuz-hah an-Nazhor,- Ahkâm asy-Syitâ` fî as-Sunnah al-Muthahharoh,- Ahkâm al-’Iedain fî as-Sunnah al-Muthahharoh,- At-Ta’lîqât al-Atsariyyah ‘alâ al-Manzhûmah al-Baiqûniyyah,- Ad-Da’wah ila Allah baina at-Tajammu’ al-Hizbi wa at-Ta’âwun asy-Syar’i,- At-Tabshir bi Qawâ’id at-Takfîr, dll, lolos dari aksi penyesatan dari kelompok salafy sendiri, penyesatan kepada Al Halaby ini terlebih dahulu telah terbit sebuah keputusan Lajjinah Al Daimah Saudi Arabia sebuah Instansi pemerintah resmi semacam MUI, namun konon keputusan Lajjinah Al Daimah tersebut juga kontroversi, diantara yang menentang keputusan itu adalah Syikh Al ‘Utsaimin dan Mufti Kerajaan Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh.

Pada hari Ahad (30/7/2012) Bedah buku berjudul “Salafi Pengkhianat Salafus Shalih,” telah digelar di Masjid Muhammad Ramadhan, Taman Galaksi, Kota Bekasi, di situ semakin menampakkan betapa salafy memang ahli dalam perang sesat walaupun dengan sesama salafy sendiri.

Baca disini tentang Imam Ahmad Ahli Tahrif Kata Wahhabi klik: https://www.facebook.com/notes/bukhori-supriyadi-yadi-buletin/wahabi-salafi-pemalsu-kitab-sok-sunnah-padahal-pemalsu-kitab/494568513961152

Tidak ada komentar:

Posting Komentar