Selasa, 18 Oktober 2016

Pengkaderan ASWAJA

NUSRON,.... MEMANG WAHID .

Aku bersama KH. NUSRON WAHID
Jangan anggap KH Nusron Wahid bukan kyai NU, ia salah satu putra terbaik NU ia yang melahirkan sistem kaderisasi besar besaran di tubuh GP Ansor bahkan banom yang lainnya, ia banyak berjasa untuk NU ketika menjabat sebagai ketua Umum GP Ansor ia gencar melakukan kaderisasi dari mulai akar rumput sampai dengan pucuk pimpinan, banyak orang berbondong bondong mengenal Ansor dan Banser itu washilah Nusron Wahid, berapa juta orang yang akhirnya bangga dan cinta terhadap NU dan Ahlussunnah Wal jamaah, karena kepemimpinan beliau yang begitu heroik membesarkan Ansor di Indonesia.

Hari ini, Mulai dari Ranting, PAC, PC, PW sampai dengan PP di tubuh GP Ansor gencar melakukan pelatihan kaderisasi akhirnya anggota Ansor pun bertambah dan menyebar dimana mana hingga mencapai kenaikan 75 % dari sebelumnya. Ini merupakan jasa KH Nusron Wahid. Yang ketika menjabat ketum menggalakan sistem kaderisasi,

Banyak terobosan dan sensasi yang ia lakukan demi kemajuan Nahdlatul Ulama, bahkan ketika beliau menjabat ketua umum GP Ansor, mengintruksikan kepada seluruh kader Ansor di Indonesia supaya melaksanakan kaderisasi dan kegiatan GP Ansor di pondok pesantren, bahkan supaya dekat dan minta berkah kepada para kyai. Hal ini ia maksud bahwa kyai harus d muliakan dan jungjung tinggi ke ilmuannya.
Akhirnya tidak sedikit para kyai yang tertarik dengan Ansor sampai kyai dan anak anak kyai aktif langsung di GP Ansor dan NU.

Bagi kader Ansor Nusron Wahid adalah seorang pemimpin masa depan, ia cerdas pekerja keras dan ia pun seorang alumni pesantren yang membuktikan bahwa santri mampu menjadi penggerak bangsa dan negara secara menyeluruh. Ia salah satu penggagas Hari Santri Nasional, karena ia selalu berpikir bahwa santri dan kyai yang mempunyai saham besar di refublik Indonesia ini. Nusron Wahid mahir dalam membaca kitab kuning. karena ia seorang kyai.

Mungkin orang yang tidak tahu menganggap bahwa Nusron Wahid hanya seorang politisi saja, tidak tahu latar belakang yang sebenarnya. Sah sah saja lulusan pesantren menjadi seorang folitisi untuk kemajuan Negaranya.

Yang merasa kader Ansor dan NU dimanapun adanya kita harus terus menjaga dan membela tokoh kita yang sedang terdzolimi oleh sekelompok kecil yang merasa paling benar, kelompok yang sama sama dimanfaatkan oleh para folitisi yang tidak bertanggung jawab.

Mari kita jalin persaudaraan dengan semua pihak agar tidak ada salah faham diantara kita, karena refublik ini mahal harganya diperjuangkan dengan nyawa tetesan keringat dan darah. Jangan sampai karena kesalahpahaman kita menjadi berantakan dan bercerai berai.

Kepada para kyai dan habaib yang belum menjadi bagian dari jam'iyyah NU tolong jangan sembarangan memfitnah dan mengkafir kafirkan kyai NU, karena perbedaan pendapat dan perspektif keislaman. Anda jangan merasa tahu soal NU kalau belum menjadi bagian pengurus NU, Karena dalil bukan hanya milik anda saja, dan pemikiran bukan hanya anda saja yang pintar, para kyai dan tokoh NU pun banyak yang pintar dan pandai, cuman saja kyai kyai NU tidak berpenampilan seperti anda dengan gaya timur tengahnya, dia sederhana hanya pakai kain sarung, songkok hitam dan baju batik. Ya itulah kultur Islam Nusantara.

Kepada para penghina tokoh NU dan Kyai NU kita sebenarnya tidak takut sejengkalpun dengan apa yang anda lontarkan dan bicarakan baik di media ataupun langsung, kamipun kelompok besar jauh lebih besar. tetapi kami lebih mengedepankan kemaslahatan dari pada kemadharatan kami berpikir untuk apa melawan orang orang yang mengedepankan emosi, kami lebih baik bersabar demi kebaikan Agama Bangsa dan negara.
Teruslah berjuang sahabatku KH Nusron Wahid kami selalu mendukung gerakan anda, kami yakin apa yang anda lakukan demi kebaikan bangsa dan negara. Nusron Wahid tetap Nusron Wahid tidak ada Nusron Purnomo itu fitnah mengganti nama orang lain nama yang diberikan orang tuanya sebagai amanah, konon nama wahid itu tafa'ul ayahanda nusron terhadap KH Wahid Hasyim ayahanda Gusdur. Bukan meniru tapi saking ta' dim orang tuanya terhadap para muassis NU.
 
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar